Manado – Bentrok yang terjadi antara warga Desa Tiberias Poigar dan PT Melisa Sejahtera pada 2 Mei 2017 berbuntut pada viralnya postingan video dan foto terkait kericuhan yang terjadi.
Tudingan keterlibatan oknum TNI-Polri yang membela perusahaan pun digaungkan oleh para aktivis yang mengaku memposisikan dirinya pada kepentingan warga, terlebih dalam video dan foto yang beredar di media sosial Facebook tersebut, oknum anggota TNI terlihat membawa senjata tajam jenis pedang.
Atas tudingan tersebut, Kodam XIII/Merdeka membentuk tim investigasi guna mencari kebenaran informasi yang terlanjur beredar luas di masyarakat, terdiri dari POMDAM, INTELDAM dan instansi terkait di tubuh Kodam XIII/Merdeka dengan Ketua Tim Investigasi Letkol Cpm Daniel Prakoso.
Kepada BeritaManado.com, mewakili Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Kolonel Inf Andi Surya Darman, Wakil Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Letkol Inf Erick Vipy mengatakan, sesuai perintah Panglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito proses investigasi berjalan dengan adil, tidak memihak pihak manapun dan sesuai fakta yang ditemukan di lokasi kejadian.
“Kami bisa pastikan bahwa proses investigasi ini tidak memihak siapapun, kalau salah tidak akan dibela. Hasil yang didapat ini sesuai dengan temuan dilapangan, sebagaimana fakta yang ada baik di lokasi maupun berdasarkan keterangan para saksi,” ujar Erick.
Sementara itu, dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Makodam XIII/Merdeka pada Jumat (2/6/2017) siang tadi, Komandan POM Kodam XIII/Merdeka Kolonel Cpm Satari Wahyudianto SIP dengan terbuka menjelaskan kondisi yang sebenarnya terjadi sekaligus menjawab tudingan yang selama ini diarahkan kepada TNI.
“Begitu video dan foto itu viral di media sosial, kami langsung menerima perintah dari Pangdam untuk membentuk tim investigasi dan segera mencari kebenarannya. Setelah turun langsung di lapangan, kami mendapati sejumlah temuan, yaitu senjata tajam yang dibawa anggota kami inisial DK merupakan senjata yang diamankan dari satpam PT Melisa Sejahtera karena yang bersangkutan bermaksud membela diri dari amukan massa yang dibawa saudara Abner dan kawan-kawan. Anggota kami tersebut justru berniat melerai pertikaian yang terjadi. Hal tersebut wajib dilakukannya karena kejadian tersebut masuk dalam teritori wilayahnya sebagai Babinsa,” jelas Satari.
Dengan hasil tersebut, lanjutnya, diharapkan kesalahpahaman yang selama ini ada di masyarakat dapat diluruskan.
Terbukti tidak melakukan pelanggaran, Satari pun menyebut, kasus ini telah diserahkan kepada pihak kepolisian dan telah diambil tindakan hukum terkait pencemaran nama baik yang menimpa DK.
“Kami serahkan kepada Polda. Sedangkan untuk anggota DK, kasusnya sudah dilaporkan ke Polres Bolmong,” kata Satari. (srisurya)
Manado – Bentrok yang terjadi antara warga Desa Tiberias Poigar dan PT Melisa Sejahtera pada 2 Mei 2017 berbuntut pada viralnya postingan video dan foto terkait kericuhan yang terjadi.
Tudingan keterlibatan oknum TNI-Polri yang membela perusahaan pun digaungkan oleh para aktivis yang mengaku memposisikan dirinya pada kepentingan warga, terlebih dalam video dan foto yang beredar di media sosial Facebook tersebut, oknum anggota TNI terlihat membawa senjata tajam jenis pedang.
Atas tudingan tersebut, Kodam XIII/Merdeka membentuk tim investigasi guna mencari kebenaran informasi yang terlanjur beredar luas di masyarakat, terdiri dari POMDAM, INTELDAM dan instansi terkait di tubuh Kodam XIII/Merdeka dengan Ketua Tim Investigasi Letkol Cpm Daniel Prakoso.
Kepada BeritaManado.com, mewakili Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Kolonel Inf Andi Surya Darman, Wakil Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Letkol Inf Erick Vipy mengatakan, sesuai perintah Panglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito proses investigasi berjalan dengan adil, tidak memihak pihak manapun dan sesuai fakta yang ditemukan di lokasi kejadian.
“Kami bisa pastikan bahwa proses investigasi ini tidak memihak siapapun, kalau salah tidak akan dibela. Hasil yang didapat ini sesuai dengan temuan dilapangan, sebagaimana fakta yang ada baik di lokasi maupun berdasarkan keterangan para saksi,” ujar Erick.
Sementara itu, dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Makodam XIII/Merdeka pada Jumat (2/6/2017) siang tadi, Komandan POM Kodam XIII/Merdeka Kolonel Cpm Satari Wahyudianto SIP dengan terbuka menjelaskan kondisi yang sebenarnya terjadi sekaligus menjawab tudingan yang selama ini diarahkan kepada TNI.
“Begitu video dan foto itu viral di media sosial, kami langsung menerima perintah dari Pangdam untuk membentuk tim investigasi dan segera mencari kebenarannya. Setelah turun langsung di lapangan, kami mendapati sejumlah temuan, yaitu senjata tajam yang dibawa anggota kami inisial DK merupakan senjata yang diamankan dari satpam PT Melisa Sejahtera karena yang bersangkutan bermaksud membela diri dari amukan massa yang dibawa saudara Abner dan kawan-kawan. Anggota kami tersebut justru berniat melerai pertikaian yang terjadi. Hal tersebut wajib dilakukannya karena kejadian tersebut masuk dalam teritori wilayahnya sebagai Babinsa,” jelas Satari.
Dengan hasil tersebut, lanjutnya, diharapkan kesalahpahaman yang selama ini ada di masyarakat dapat diluruskan.
Terbukti tidak melakukan pelanggaran, Satari pun menyebut, kasus ini telah diserahkan kepada pihak kepolisian dan telah diambil tindakan hukum terkait pencemaran nama baik yang menimpa DK.
“Kami serahkan kepada Polda. Sedangkan untuk anggota DK, kasusnya sudah dilaporkan ke Polres Bolmong,” kata Satari. (srisurya)