Bitung – Anggota DPRD Kota Bitung, Nabsar Badoa mengaku tidak tahu menahu soal rencana mega proyek jalan tol di Kota Bitung.
Pasalnya menurut Kader PKPI Kota Bitung ini, dari awal hingga kini, anggota DPRD tak pernah dilibatkan dalam pembicaraan apalagi pembahasan soal jalan tol yang kini sudah masuk tahap pembebasan lahan.
“Kami (DPRD,red) tak pernah dilibatkan, nanti ada masalah baru semua datang mengadu kepada kami,” kata Nabsar dalam Rapat dengar pendapat tentang pengadaan tanah untuk jalan tol Manado-Bitung, Senin (20/02/2017).
Bahkan kata dia, selama rencana itu didengung-dengungkan dari beberapa tahun lalu, banyak masyarakat yang datang bertanya dan mengeluh kepadanya terkait rencana pembebasan lahan tol tersebut.
“Saya sampai hari ini bingung mau jawab apa, karena informasi yang kami terima hanya sepotong-sepotong. Dan informais itu nanti saya tahu kalau ada masyarakat yang bertanya kemudian saya mencari informasi,” katanya.
Yang paling membingungkan kata dia, disaat masyarakat bertanya soal harga dasar pembebasan lahan, ia tak tahu harus kemana mencari informasi.
“Saya tanya ke lurah katanya tidak tahu. Tanya ke camat katanya rahasia dan hanya tim yang tahu. Terus bagaimana masyarakat mau memberikan tanahnya untuk dijadikan lahan tol jika mereka tak tahu akan dihargai berapa,” katanya.
Ia menyatakan, harusnya Pemkot melindungi dan memperjuangkan nasib masyarakat yang tanahnya masuk dalam rencana pembangunan jalan tol.
“Karena pada dasarnya semua masyarakat mendukung rencana itu, cuma sayang harganya yang sampai saat ini masih misterius. Makanya saya ingatkan, Pemkot harus bersama-sama dengan masyarakat, jangan sampai dikemudian hari proses pembangunan tol terhambat,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Anggota DPRD Kota Bitung, Nabsar Badoa mengaku tidak tahu menahu soal rencana mega proyek jalan tol di Kota Bitung.
Pasalnya menurut Kader PKPI Kota Bitung ini, dari awal hingga kini, anggota DPRD tak pernah dilibatkan dalam pembicaraan apalagi pembahasan soal jalan tol yang kini sudah masuk tahap pembebasan lahan.
“Kami (DPRD,red) tak pernah dilibatkan, nanti ada masalah baru semua datang mengadu kepada kami,” kata Nabsar dalam Rapat dengar pendapat tentang pengadaan tanah untuk jalan tol Manado-Bitung, Senin (20/02/2017).
Bahkan kata dia, selama rencana itu didengung-dengungkan dari beberapa tahun lalu, banyak masyarakat yang datang bertanya dan mengeluh kepadanya terkait rencana pembebasan lahan tol tersebut.
“Saya sampai hari ini bingung mau jawab apa, karena informasi yang kami terima hanya sepotong-sepotong. Dan informais itu nanti saya tahu kalau ada masyarakat yang bertanya kemudian saya mencari informasi,” katanya.
Yang paling membingungkan kata dia, disaat masyarakat bertanya soal harga dasar pembebasan lahan, ia tak tahu harus kemana mencari informasi.
“Saya tanya ke lurah katanya tidak tahu. Tanya ke camat katanya rahasia dan hanya tim yang tahu. Terus bagaimana masyarakat mau memberikan tanahnya untuk dijadikan lahan tol jika mereka tak tahu akan dihargai berapa,” katanya.
Ia menyatakan, harusnya Pemkot melindungi dan memperjuangkan nasib masyarakat yang tanahnya masuk dalam rencana pembangunan jalan tol.
“Karena pada dasarnya semua masyarakat mendukung rencana itu, cuma sayang harganya yang sampai saat ini masih misterius. Makanya saya ingatkan, Pemkot harus bersama-sama dengan masyarakat, jangan sampai dikemudian hari proses pembangunan tol terhambat,” katanya.(abinenobm)