Manado – Almarhum Ferdinand RAG Lambey, legislator kota Manado yang meninggal pada Selasa (11/6) subuh tadi, dikenal sebagai sosok yang sederhana dan pandai bergaul.
Dimata rekan-rekannya, Pidi sapaan akrab almarhum ini dekat dengan semua anggota DPRD, staf pegawai maupun para wartawan.
Sekretaris Komisi A, Markho Tampi menuturkan, semasa hidupnya Pidi dikenal sebagai legislator yang sederhana dan rendah hati. “Saya kenal almarhum sederhana orangnya dan dalam bergaul tidak memilih-milih sahabat,” kata Tampi.
Selain itu, dikatakan Tampi, walaupun sejak beberapa bulan sering mendapatkan perawatan di Jakarta hingga Singapura, jika kondisinya sedang baik, Pidi tetap datang ke kantor untuk melayani konstituennya maupun menjalankan aktivitas anggota DPRD seperti biasanya.
“Saya tahu, Pidi sering terganggu kesehatannya. Tapi, almarhum sangat bertanggungjawab pada status sebagai wakil rakyat. Walaupun begitu, almarhum sangat kritis dalam memberikan pandangannya terkait kinerja-kinerja dari SKPD mitra Komisi A. Saran yang diusulkan almarhum terakhir ketika diwawancarai beberapa wartawan bersama saya, Pidi mengusulkan setiap kecamatan memiliki kendaraan pemadam kebakaran,” tutur Tampi.
Stenly Suwuh, anggota Komisi A, rekan almarhum dari Demokrat menambahkan, kesederhanaan Almarhum mencerminkan legislator yang sabar dan bertanggungjawab akan tugasnya sebagai wakil rakyat. “Ini merupakan kuasa dari Tuhan yang tidak ada satu orang pun dapat membatalkannya. Kota Manado berduka, partai Demokrat menangis. Selamat jalan kawan, jasamu tak akan terlupakan,” singkat Suwuh dalam relung suasana duka.(eka)
Manado – Almarhum Ferdinand RAG Lambey, legislator kota Manado yang meninggal pada Selasa (11/6) subuh tadi, dikenal sebagai sosok yang sederhana dan pandai bergaul.
Dimata rekan-rekannya, Pidi sapaan akrab almarhum ini dekat dengan semua anggota DPRD, staf pegawai maupun para wartawan.
Sekretaris Komisi A, Markho Tampi menuturkan, semasa hidupnya Pidi dikenal sebagai legislator yang sederhana dan rendah hati. “Saya kenal almarhum sederhana orangnya dan dalam bergaul tidak memilih-milih sahabat,” kata Tampi.
Selain itu, dikatakan Tampi, walaupun sejak beberapa bulan sering mendapatkan perawatan di Jakarta hingga Singapura, jika kondisinya sedang baik, Pidi tetap datang ke kantor untuk melayani konstituennya maupun menjalankan aktivitas anggota DPRD seperti biasanya.
“Saya tahu, Pidi sering terganggu kesehatannya. Tapi, almarhum sangat bertanggungjawab pada status sebagai wakil rakyat. Walaupun begitu, almarhum sangat kritis dalam memberikan pandangannya terkait kinerja-kinerja dari SKPD mitra Komisi A. Saran yang diusulkan almarhum terakhir ketika diwawancarai beberapa wartawan bersama saya, Pidi mengusulkan setiap kecamatan memiliki kendaraan pemadam kebakaran,” tutur Tampi.
Stenly Suwuh, anggota Komisi A, rekan almarhum dari Demokrat menambahkan, kesederhanaan Almarhum mencerminkan legislator yang sabar dan bertanggungjawab akan tugasnya sebagai wakil rakyat. “Ini merupakan kuasa dari Tuhan yang tidak ada satu orang pun dapat membatalkannya. Kota Manado berduka, partai Demokrat menangis. Selamat jalan kawan, jasamu tak akan terlupakan,” singkat Suwuh dalam relung suasana duka.(eka)