Bitung, BeritaManado.com – Jajaran Polres Bitung berhasil mengungkap praktek dugaan Pungli lewat Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung.
Dalam OTT yang digelar, Sabtu (16/9/2023), Polres Bitung menangkap tangan dua orang ASN Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Bitung yang diduga melakoni praktek Pungli pengurusan perizinan kapal perikanan.
Kedua ASN itu adalah S alias Mas (45) dan AP (40). Keduanya dihadirkan saat Konferensi Pers dipimpin Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa SIK didampingi Wakapolres Bitung, Kompol Afrizal Rachmat Nugroho SIK di Mako Polres Bitung, Selasa (19/9/2023).
Adapun peran keduaya dalam melakukan aksinya, kata Kapolres berbeda-beda. S yang setiap hari bertugas di bagian Kesyahbandaran bertugas menerima sejumlah uang dari pengurus/agen/pemilik kapal saat penerbitan surat tanda bukti lapor kedatangan kapal, persyaratan berlayar dan olah gerak kapal.
“S menerima uang dari agen/pengurus kapal setiap Sabtu pukul 14.00–17.00 Wita. Uang itu diberikan oleh agen dengan modus sebagai uang ucapan terimakasih,” jelas Tommy.
Uang itu, lanjut Tommy, diterima S dengan cara diisi dalam amplop yang sudah ada nama agen penyetor, kemudian diserahkan kepada AP selaku atasannya.
Tidak hanya itu, pihak Tommy juga berhasil mengungkap adanya penerimaan uang dari perusahaan ikan yang dilakukan via transfer ke rekening pribadi AP.
“Total uang yang diamankan dari tangan S, berjumlah Rp.4.750.000. Sedangkan dari tangan AP sebesar Rp7.000.000 diamankan di lemari baju di rumahnya. Juga ada uang di rekening AP sebesar Rp11.000.000, diduga transferan dari salah satu perusahaan perikanan,” katanya.
Soal istilah uang ucapan terimakasih, Tommy menyatakan, itu adalah dalih S dan AP menerima uang dari para agen/pengurus kapal kendati secara aturan itu melanggar mengingat keduanya berstatus ASN.
“Soal sandi Salamat Hari Sabtu, itu akan kami dalami. Apakah betul itu kode S dan AP untuk mengingatkan para agen/pengurus kapal agar segera menyetor uang. Kasus ini masih terus didalami karena terindikasi masih banyak yang terlibat,” katanya.
(abinenobm)