Tondano – Meski tidak ada hubungannya kekalahan yang dialami para petahana di pesta demokrasi Pemilihan Hukum Tua di Kabupaten Minahasa, namun momentum tersebut patut diambil pelajaran. Hal itu juga diakui oleh Pengamat Politik dan Pemerintahan Dr Jerry Massie.
Kepada BeritaManado.com, Jumat (28/4/2017) pagi, bahwa ada faktor penting yang harus dicermati terkait apa alasannya masyarakat tidak lagi memilih calon petahana. Bisa saja itu karena penilaian masyarakat sendiri soal kinerja, sikap individu dan yang paling beralasan yaitu ingkar janji.
“Jadi ini tanda awas juga bagi calon petahana di Pilkada beberapa daerah kabupaten/kota di Sulawesi Utara. Dalam hal ini masyarakat pada umumnya tidak mempan lagi diiming-imingi dengan janji palsu. Lebih baik sang calon tampil apa adanya di tengah-tengah masyarakat daripada menggunakan tameng,” katanya.
Khusus untuk Pilhut Minahasa, ada beberapa indikator yang dapat menjadi rujukan penilaian masyarakat. Hal yang dimaksud antara lain kepribadian sang calon, penampilan dan pembawaan diri isteri jika calon sudah menikah, keberadaan keluarga termasuk orangtua, keakraban dengan masyarakat dan terakhir latar belakang pendidikan.
Ditambahkannya, baik dalam konteks Pilkada serentak di Sulut Februari lalu maupun sebagian besar desa di Pilhut Minahasa baru-baru ini, sama-sama mencetak sejarah. Figur yang tidak disangka dan mungkin sebelumnya dianggap tidak berpeluang, akhirnya dapat mengalahkan calon petahana. (frangkiwullur)