Bitung—Diduga akibat pengaruh minuman keras, 6 anggota TNI mengamuk dan menganiaya salah satu pengunjung di tempat hiburan malam Pup Mayora Manembo-nembo kecamatan Matuari, Kamis (13/6) subuh sekita pukul 1.29 Wita. Akibatya, salah seorang warga Girian Atas, Ferry Pauned harus menjalani perawatan insentif di RSUD Menembo-nembo akibat sejumlah luka disekujur tubuhnya.
Menurut keterangan sejumlah saksi, aksi penganiayaan tersebut bermula ketika korban bersenggolan dengan salah satu pelaku ketika menuju toilet. Dimana Pauned ketika nenuju toilet dan melintas di depan meja ke-6 pelaku, ia disenggol salah satu pelaku yang mulai membuat keributan.
“Para pelaku memang dari awal sudah membuat kekacauan namun tidak diladeni pengunjung lain. Nanti ketika bersenggolan dengan Paunet baru terjadi keributan yang berujung penganiayaan,” kata salah satu saksi Bobby Vijay Rasid.
Rasid sendiri mengaku melihat ke-6 pelaku menganiaya korban hingga babak belur hanya karena bersenggolan. “Pada saat terjadi penganiayaan, korban berusaha untuk keluar dari ruangan namun salah seorang dari penganiaya menutup pintu Pub,” katanya.
Korbanpun berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di bar tender tapi tetap dikejar para pelaku. Bahkan di bar tender para pelaku menganiaya korban dengan botol dan kursi yang mengakibatkan kepala korban berdarah, memar dibagian dada dan babak belur di bagian muka.
“Tak hanya di bar tender namun para pelaku masih mengejar korban ketika menyelamatkan diri keluar halaman Mayora,” kata saksi lain, Royke Rompas.
Sementara itu, menurut pengakuan korban, ketaka melintas di meja yang diduduki oleh para oknum petugas tersebut, dirinya disenggol salah seorang dari mereka. “Ketika disenggol, saya refleks menarik kaus pelaku agar tidak jatuh tapi malah dikeroyok,” kata Pauned.
Aksi pengeroyokan yang diduga dilakoni anggota TNI ini dibenarkan Kapolres Bitung, AKBP Satake Bayu SIK. Dimana menurut Bayu, ketika pihaknya mendalami kasus pengeroyokan tersebut terungkap jika ke-6 pelaku adalah anggota TNI.
“Kami langsung melimpahkan berkas penganiayaan tersebut ke POM AD karena yang terlibat anggota TNI,” kata Bayu.(enk)
Bitung—Diduga akibat pengaruh minuman keras, 6 anggota TNI mengamuk dan menganiaya salah satu pengunjung di tempat hiburan malam Pup Mayora Manembo-nembo kecamatan Matuari, Kamis (13/6) subuh sekita pukul 1.29 Wita. Akibatya, salah seorang warga Girian Atas, Ferry Pauned harus menjalani perawatan insentif di RSUD Menembo-nembo akibat sejumlah luka disekujur tubuhnya.
Menurut keterangan sejumlah saksi, aksi penganiayaan tersebut bermula ketika korban bersenggolan dengan salah satu pelaku ketika menuju toilet. Dimana Pauned ketika nenuju toilet dan melintas di depan meja ke-6 pelaku, ia disenggol salah satu pelaku yang mulai membuat keributan.
“Para pelaku memang dari awal sudah membuat kekacauan namun tidak diladeni pengunjung lain. Nanti ketika bersenggolan dengan Paunet baru terjadi keributan yang berujung penganiayaan,” kata salah satu saksi Bobby Vijay Rasid.
Rasid sendiri mengaku melihat ke-6 pelaku menganiaya korban hingga babak belur hanya karena bersenggolan. “Pada saat terjadi penganiayaan, korban berusaha untuk keluar dari ruangan namun salah seorang dari penganiaya menutup pintu Pub,” katanya.
Korbanpun berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di bar tender tapi tetap dikejar para pelaku. Bahkan di bar tender para pelaku menganiaya korban dengan botol dan kursi yang mengakibatkan kepala korban berdarah, memar dibagian dada dan babak belur di bagian muka.
“Tak hanya di bar tender namun para pelaku masih mengejar korban ketika menyelamatkan diri keluar halaman Mayora,” kata saksi lain, Royke Rompas.
Sementara itu, menurut pengakuan korban, ketaka melintas di meja yang diduduki oleh para oknum petugas tersebut, dirinya disenggol salah seorang dari mereka. “Ketika disenggol, saya refleks menarik kaus pelaku agar tidak jatuh tapi malah dikeroyok,” kata Pauned.
Aksi pengeroyokan yang diduga dilakoni anggota TNI ini dibenarkan Kapolres Bitung, AKBP Satake Bayu SIK. Dimana menurut Bayu, ketika pihaknya mendalami kasus pengeroyokan tersebut terungkap jika ke-6 pelaku adalah anggota TNI.
“Kami langsung melimpahkan berkas penganiayaan tersebut ke POM AD karena yang terlibat anggota TNI,” kata Bayu.(enk)