Amurang—Ini pekerjaan rumah (PR) untuk Plt Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Minsel Izak Rey, SE. Pasalnya, terminal bayangan di Amurang banyak sekali. Dimana-mana, kendaraan parkir untuk mendapatkan penumpang. Selanjutnya, terminal Amurang yang ada, mana fungsinya?
‘’Amurang sebagai ibukota Minahasa Selatan, sayangnya penataan kendaraan tak bisa jadi baik terus. Bahkan, pengawasan oleh kepala SKPD sendiri kurang. Termasuk, pengendalian petugas lapangan sudah dilakukan dengan baik. Tetapi, ternyata para sopir sama sekali tak mau tahu soal penempatannya,’’ ujar Gilbert Lengkong dan Bram Johannis, keduanya warga Amurang.
Menurut Lengkong dan Johannis, bahwa sejak lama terminal bayangan di Amurang tak bisa diatur. Petugas LLAJ pun sudah berulang-ulang kali menegur, bahkan telah menggunakan pihak kepolisian untuk menilang para sopir. Tetap saja, terminal bayangan ada.
‘’Tetapi, sejauh hal diatas. Seharusnya, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kominukasi dan Informatikan Minsel Izak Rey, SE harus turun dan melakukan diskusi dengan para sopir. Sebab, selama ada Dishubkominfo, tak ada kepala SKPD melakukan dialog dengan sopir atau pengguna terminal,’’ ungkap keduanya.
Akibatnya, kota Amurang yang dijuluki sebagai kota penuh hikmat kini tak lagi bisa dipakai. Sebab, Amurang pun kini kotor, bau busuk, termasuk disudut mana pun, terlihat terminal bayangan ada.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Minsel Izak Rey, SE belum berhasil dikonfirmasi akhir pekan kemarin. ‘’Maaf, pak kadis lagi ikut rapat dengan bupati di Kantor Bupati,’’ tegas staf yang meminta namanya tak ditulis. (and)
Amurang—Ini pekerjaan rumah (PR) untuk Plt Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Minsel Izak Rey, SE. Pasalnya, terminal bayangan di Amurang banyak sekali. Dimana-mana, kendaraan parkir untuk mendapatkan penumpang. Selanjutnya, terminal Amurang yang ada, mana fungsinya?
‘’Amurang sebagai ibukota Minahasa Selatan, sayangnya penataan kendaraan tak bisa jadi baik terus. Bahkan, pengawasan oleh kepala SKPD sendiri kurang. Termasuk, pengendalian petugas lapangan sudah dilakukan dengan baik. Tetapi, ternyata para sopir sama sekali tak mau tahu soal penempatannya,’’ ujar Gilbert Lengkong dan Bram Johannis, keduanya warga Amurang.
Menurut Lengkong dan Johannis, bahwa sejak lama terminal bayangan di Amurang tak bisa diatur. Petugas LLAJ pun sudah berulang-ulang kali menegur, bahkan telah menggunakan pihak kepolisian untuk menilang para sopir. Tetap saja, terminal bayangan ada.
‘’Tetapi, sejauh hal diatas. Seharusnya, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kominukasi dan Informatikan Minsel Izak Rey, SE harus turun dan melakukan diskusi dengan para sopir. Sebab, selama ada Dishubkominfo, tak ada kepala SKPD melakukan dialog dengan sopir atau pengguna terminal,’’ ungkap keduanya.
Akibatnya, kota Amurang yang dijuluki sebagai kota penuh hikmat kini tak lagi bisa dipakai. Sebab, Amurang pun kini kotor, bau busuk, termasuk disudut mana pun, terlihat terminal bayangan ada.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Minsel Izak Rey, SE belum berhasil dikonfirmasi akhir pekan kemarin. ‘’Maaf, pak kadis lagi ikut rapat dengan bupati di Kantor Bupati,’’ tegas staf yang meminta namanya tak ditulis. (and)