Manado, BeritaManado.com – Anggota DPRD Manado, Syarifudin Saafa mengatakan, dibalik pencapaian yang dilakukan Manado, masih ada beberapa persoalan yang masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah kota.
Hal ini disampaikan anggota DPRD kota Manado, Syarifudin Saafa yang ditemui media, Senin (15/7/2019), setelah selesai rapat paripurna istimewa.
“Ada delapan persoalan dasar, yaitu pemanfaatan ruang, kemacetan, persampahan, banjir, air bersih, infrastruktur dasar, pedagang, dan sekolah,” ucap Saafa.
Dikatakan Saafa, masalah pemanfaatan ruang ada hubungannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk pembangunan kota Manado, hal tersebut juga di sampaikan oleh Presiden Jokowi saat datang ke Manado.
“Saat ini banyak investor yang mau datang di Manado tetapi terhalang oleh tata ruang kita. Untuk itu DPRD siap membantu untuk menyelesaikan masalah tata ruang, karena pemerintah kota harus segera menyelesaikan permasalahan ini,” kata Syarifudin Saafa.
Lebih lanjut dikatakan Saafa, masalah lainnya di balik kemajuan kota Manado adalah persoalan kemacetan termasuk hubungannya dengan parkiran.
“Sejak tahun 2016 hingga sekarang, Manado tidak ada lagi penambahan jalan baru. Dalam kurun waktu 3 tahun, panjang jalan kota di Manado hanya 84 km,” ungkap Syarifudin Saafa.
Terkait masalah persampahan dikatakan Saafa, Manado tahun 2017 dan 2018 di kategorikan sebagai kota kotor, dan tentu ini harus diperbaiki.
“Perlu ada penambahan TPA, karena yang di Sumompo sudah tidak bisa menampung lagi karena sudah menggunung,” ucap Syarifudin Saafa.
Syarifudin Saafa juga mengatakan, permasalahan banjir itu bukan hanya diatur oleh pemerintah kota, tapi juga pemerintah pusat dan provinsi.
“Banjir setiap tahun ada, menurut saya sangat penting untuk mengatur air dari hulu ke hilir, jadi harus ada kebijakan dari pemerintah lewat balai wilayah sungai,” jelas Syarifudin Saafa.
Safaa pun mengatakan masalah lainnya adalah ketersediaan air bersih
“Beberapa tahun lalu katanya air yang keluar dari keran bisa langsung di minum. Namun saat ini air yang keluar dari keran biasanya keruh bahkan pece,” kata Syarifudin Saafa.
Masalah lainnya adalah permasalahan pedagang. Seperti ada pedagang pasar, pedagang kaki lima ada pedagang musiman, itu semua musti diatur.
Masalah pendidikan juga harus diselesaikan oleh pemerintah, kata Saafa. Mengambil contoh di daerah Singkil yang dimana anak-anak di Singkil susah untuk mendaftar sekolah negeri karena di daerah sana tidak terdapat sekolah negeri.
“Perlu ada sekolah negeri di daerah Singkil yaitu SMP dan SMA. Kami berharap semua masalah ini dapat teratasi dengan baik dan cepat, apalagi ini bersentuhan langsung dengan masyarakat,” pungkas Syarifudin Saafa.
(MiltonPantouw)