Yogyakarta – Sabtu (25/1/2014) hari ini merupakan saat-saat bersejarah dari seorang pemuda asal Kota Tomohon bernama Vence Sompotan. Di hari yang penuh rahmat Tuhan ini, dirinya akan ditahbiskan menjadi seorang diakon dari tarekat OCD di Kapel Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta.
Disamping rasa sukacita karena cita-cita mulia ingin menjadi pelayan Tuhan telah mendekati kenyataan, ada sedikit rasa sedih yang mengganjal di hati dan pikiran. Pasalnya, tahbisan diakon yang hanya tinggal beberapa jam lagi akan digelar tidak akan dihadiri olah orangtua tercinta karena telah dipanggil menghadap Sang Pencipta beberapa tahun silam.
Sekilas mengenai timbulnya panggilan hidup membiara bagi Frater Ven sapaan akrabnya, diawali dari keaktifannya mengikuti kegiatan pemuda di dalam dan luar gereja. Pergumulan untuk mencari jawaban atas panggilan hidup yang sekarang dijalani tidak banyak yang tahu. Kepada BeritaManado, dirinya pernah mengutarakan bahwa semuanya hanya diserahkan kepada rencana Tuhan.
Ia mengaku sejauh ini dirinya hanya bisa berusaha untuk memenuhi tututan dari segi akademik dan tarekat sejak dari Seminari Menengah hingga saat ini. Namun dirinya bersyukur dapat melalui seluruh proses studi hingga ke Roma Italia. Menurutnya, semua yang dilalui itu berkat topangan doa dan semangat dari umat katolik St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen.
“Perjuangan ini belum usai. Ini adalah keputusan penting untuk memikul salib Kristus yang sesungguhnya. Satu kaki saya sudah berada di gerbang imamat suci. Mohon doanya saja saudara dan kerabat yang ada di Tomohon atau tempat lain dimana saya dahulu pernah bertugas. Mama, Papa, doakan saya dari sisi Sang Pencipta agar bisa menyelesaikan perjuangan ini untuk memulai awal yang baru,” ungkap Frater Ven seraya memanjatkan doa singkat. (Frangki Wullur)