Bitung – Empat pemuda asal Manado ditangkap Resnarkoba Polres Bitung atas kepemilikan obat keras jenis Tri X atau Trihex.
Keempat pemuda itu berinisial SA alias Samsu (21) warga Kelurahan Bailang Kecamatan Bunaken Manado, RN alias Riki (22) Kelurahan Sindulang Kecamatan Tuminting Manado, TB alias Takdir (24) Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Manado dan AD alias Arman (25) Kelurahan Wonasa Tengah Kecamatan Singkil Manado.
Dari informasi, pengungkapan serta penangkapan keempat pemuda itu bermula dari razia preman yang digelar Tim Resmob Tarsius Polres Bitung depan Mini Market Indomaret simpang Pinokalan Kecamatan Ranowulu, Kamis (25/07/2019) lalu.
Seorang pemuda bernama Samsu kedapatan membawa seratus butir obat keras yang diduga jenis Thrihex warna kuning kemudian diserahkan ke Resnarkoba Polres Bitung untuk melakukan pengembangan.
Berdasarkan penangkapan itu, Kasat Narkoba Polres Bitung, AKP Frely Sumampouw bersama tim kemudian melakukan pengembangan untuk menelusuri dari mana asal obat-obat keras yang dibawa Samsu.
“Samsu kemudian mengaku mendapat obat itu dari Riki yang tinggal di Sindulang Manado. Atas peritah Pak Kapolres Bitung, AKBP Stefanus Michael Tamuntuan SIK MSi, kami langsung meluncur ke Manado untuk mencari keberadaan Riki,” kata Frely, Minggu (28/07/2019).
Saat ditangkap kata Frely, dari tangan Riki ditemukan 140 butir obat keras jenis Thrihex kemudian dikembangkan darimana asal obat-obat yang masuk golongan psikotoprika itu.
“Kami kemudian berhasil menangkap Takdir dan Arman di Manado,” katanya.
Dari keempat orang yang ditangkap itu kata Frely, Arman bertindak sebagai bandar dan saat akan ditangkap sempat diberikan tembakan peringatan agar tidak melarikan diri serta disita 2.040 butir obat keras jenis Trihex miliknya.
“Total obat jenis Trihex yang berhasil diamankan 2.280 butir dan dari pengakuan, harga per butir pada TSK awal Rp.10.000/butir sebelumnya dibeli Rp8000/butir dan dari Arman sang Bandar diberi harga Rp6000/butir. Keempatya dijerat dengan pasal 196 sub pasal 197 UU RI Nomor 36 tahun 2009,” katanya.
(abinenobm)