Bitung – Permintaan warga Batuputih Atas dan Bawah agar proyek pembangunan jalan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko dihentikan tak diindahkan pihak BKSDA Sulut. Buktinya, setiap hari aktivitas proyek masih terus berlanjut kendati masyarakat sudah meminta BKSDA Sulut lewat DPRD agar segera menghentikan proyek karena merusak lingkungan.
“Setiap hari angkutan material proyek masih keluar masuk kawasan dan ini sangat kami sayangkan karena BKSDA tak mengindahkan permintaan warga untuk menghentikan proyek tersebut,” kata perwakilan warga Batu Putih, Alfons Wodi, Jumat (29/11/30).
Warga menurut Wodi, akan kembali melakukan aksi penghadangan angkutan material seperti yang dilakukan selama ini. Tapi karena DPRD sudah berjanji akan mengeluarkan rekomendasi soal penolakan pembangunan jalan maka warga masih menahan diri.
“Kami harap DPRD segera menindaklanjuti aspirasi yang kami sampaikan beberapa hari lalu soal penolakan pembangunan jalan karena mengancam keberadaan satwa di TWA Tangkoko,” katanya.
Pembangunan jalan di kawasan TWA Tangkoko menurut Wodi tidak pernah disosialisasikan kepada warga. Bahkan lurah sebagai pemerintah tak tahu menahu soal adanya proyek dari Kementerian Kehutanan tersebut.
“Nanti ada aksi penghadangan dan aparat bersetigeng dengan warga baru lurah tahu soal proyek tersebut karena memang BKSDA Sulut tak pernah memberikan sosialisasi,” katanya.
Ditambah lagi warga yang notabene sudah turun temurun menjaga kelestarian hutan dan satwa yang ada di TWA Tangkoko seakan tak dianggap BKSDA. “Warga hanya memanfaatkan pohon yang sudah tumbang menjadi kayu bakar dipenjarakan tapi kini malah pihak BKSDA yang membabat puluhan hingga ratusan pohon untuk keperluan jalan,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Permintaan warga Batuputih Atas dan Bawah agar proyek pembangunan jalan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko dihentikan tak diindahkan pihak BKSDA Sulut. Buktinya, setiap hari aktivitas proyek masih terus berlanjut kendati masyarakat sudah meminta BKSDA Sulut lewat DPRD agar segera menghentikan proyek karena merusak lingkungan.
“Setiap hari angkutan material proyek masih keluar masuk kawasan dan ini sangat kami sayangkan karena BKSDA tak mengindahkan permintaan warga untuk menghentikan proyek tersebut,” kata perwakilan warga Batu Putih, Alfons Wodi, Jumat (29/11/30).
Warga menurut Wodi, akan kembali melakukan aksi penghadangan angkutan material seperti yang dilakukan selama ini. Tapi karena DPRD sudah berjanji akan mengeluarkan rekomendasi soal penolakan pembangunan jalan maka warga masih menahan diri.
“Kami harap DPRD segera menindaklanjuti aspirasi yang kami sampaikan beberapa hari lalu soal penolakan pembangunan jalan karena mengancam keberadaan satwa di TWA Tangkoko,” katanya.
Pembangunan jalan di kawasan TWA Tangkoko menurut Wodi tidak pernah disosialisasikan kepada warga. Bahkan lurah sebagai pemerintah tak tahu menahu soal adanya proyek dari Kementerian Kehutanan tersebut.
“Nanti ada aksi penghadangan dan aparat bersetigeng dengan warga baru lurah tahu soal proyek tersebut karena memang BKSDA Sulut tak pernah memberikan sosialisasi,” katanya.
Ditambah lagi warga yang notabene sudah turun temurun menjaga kelestarian hutan dan satwa yang ada di TWA Tangkoko seakan tak dianggap BKSDA. “Warga hanya memanfaatkan pohon yang sudah tumbang menjadi kayu bakar dipenjarakan tapi kini malah pihak BKSDA yang membabat puluhan hingga ratusan pohon untuk keperluan jalan,” katanya.(abinenobm)