Amurang—Desa Picuan Raya belakangan ini menjadi perhatian publik. Bahkan, Mabes Polri dan Komnas HAM berkunjung di desa ini. Kedatangan Mabes Polri dan Komnas HAM terkait dengan peristiwa penembakan pihak Polres Minsel atas warga desa tersebut.
Dan saat ini, antara desa Picuan dan Wanga pun bergejolak. Tak tanggung-tanggung akibat kejadian, mengakibatkan ada korban jiwa. Korban berasal dari Desa Wanga meninggal dunia setelah dikeroyok warga Picuan.
‘’Ada pertanyaan berat untuk Polres Minsel. Apakah, Polres Minsel bisa secepatnya mengamankan lokasi Picuan dan Wanga?’’ tanya Drs B Lendongan, warga Desa Wanga ketika menghubungi media ini.
Pasalnya, sewaktu Polres Minsel dipimpin AKBP Sumitro, SH, Desa Picuan Raya tidak terlihat aman. Sama halnya saat ini, Polres Minsel dipimpin AKBP Iis Kristian. Apakah, desa yang bertikai akan segera aman.
‘’Sebagai warga Wanga, meminta agar Polres Minsel dipimpin oleh putera daerah. Yang namanya putera daerah pasti mengenal tanah Minahasa. Tetapi, kenapa Mabes Polri justru mengirim bukan putera daerah,’’ ungkap Lendongan. (and)