Manado, BeritaManado.com — Kota Manado genap berusia 397 tahun, tepat pada 14 Juli 2020.
Tahun ini, perayaan ulang tahun pun jadi sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk pertama kali dalam sejarah, upacara HUT Kota Manado dilaksanakan dan diikuti secara virtual.
Situasi dan kondisi terkait pandemi COVID-19 telah mendorong semua elemen masyarakat untuk beradaptasi demi kelangsungan hidup.
Upacara ini adalah salah satu contoh dari berbagai tata cara dan cara hidup yang berubah.
Penyebaran COVID-19 di Kota Manado juga masih terus terjadi, sementara itu, yang dapat dilakukan sekarang hanyalah pencegahan, sambil menanti vaksin yang tepat untuk melawan virus itu.
Dalam upacara tersebut, Wali Kota Manado Dr Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA pun mengatakan, di hari yang kelam ini, ada dua hal terpenting yang dimiliki untuk melestarikan hidup, yaitu ilmu pengetahuan dan hati nurani.
“Berbekalkan ilmu pengetahuan, kita dapat melakukan protokol kesehatan secara efektif dan efisien untuk mencegah penularan virus corona.
Adapun hal hati nurani penting disampaikan di sini, karena bila pengetahuan adalah alat, maka hati nurani adalah kesadaran yang mengendalikan alat itu supaya kita tidak kehilangan rasa kemanusiaan dalam pergumulan menghadapi pandemi,” ujar Vicky Lumentut.
Lanjutnya, hati nurani yang berlandaskan pada iman masing-masing individu, memampukan manusia berpikir logis untuk melestarikan hidup sebagai wujud kasih dan kepedulian.
Wali Kota dua periode ini pun mengungkapkan, tidak ada yang menyangka bahwa HUT ke-397 Kota Manado akan dirayakan dalam suasana keprihatinan oleh karena pandemi.
Namun, Vicky Lumentut menegaskan, ada sejumlah pencapaian yang diraih oleh Kota Manado sepanjang tahun 2019-2020.
Beberapa di antaranya, diganjar dengan penghargaan yang merupakan penanda kerja keras, kerja sama dan kerja cerdas pemerintah bersama masyarakat Kota Manado.
“Daya juang dan kebersamaan kita sebagai masyarakat Kota Manado tengah diuji dengan api pemurnian oleh pandemi. Kita harus siap fisik dan mental dalam menghadapi COVID-19. Kita harus membangun pemahaman, kesadaran, dan kesediaan, bahwa zaman yang tidak normal ini harus disikapi dengan kenormalan yang baru pula,” kata Vicky.
Kini, menjaga kebersihan lebih dari sekedar yang biasa dilakukan sebelumnya merupakan wujud dari cara pikir dan cara hidup yang berubah.
Untuk hal menjaga kebersihan, masyarakat kini diminta untuk makin peka dan makin disiplin, dimulai dari cara pikir dan cara hidup dari rumah, dari keluarga masing-masing.
“Dengan menjaga diri kita, maka kita juga menjaga keluarga kita. Nyanda apa-apa sadiki ba susah for rajin cuci
tangan minimal 20 detik, nyanda asal-asalan pakai masker, nyanda kaluar rumah kalu nyanda perlu, jalani pola hidop sehat, deng salalu jaga jarak, daripada nanti so dapa pasang ventilator,” jelas Vicky.
Tidak kalah penting yang harus terus disampaikan, yaitu di masa sekarang, masyarakat harus cermat memilah informasi untuk mencegah hoax.
Hal itu harus dilakukan karena informasi yang tidak benar atau hoax dapat memecah belah
dan menyesatkan masyarakat.
Dari upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat menekan dan mengurangi penularan COVID-19 sampai kota Manado tidak lagi menjadi zona merah penyebaran virus corona.
“Saya percaya, kita dapat mengupayakan yang terbaik, karena kita memiliki tradisi yang melekat erat dalam ingatan, yakni bahwa kita hidup untuk memanusiakan sesama manusia. Bersama, kita bisa bersinergi untuk menyambut new normal. Bersama, kita bisa membangun kembali ekonomi yang terdampak pandemi. Bersama, kita bisa mematuhi protokol kesehatan. Bersama, kita bisa melalui Pilkada serentak di masa pandemi seraya mengutamakan keselamatan pemilih melalui penerapan protokol kesehatan,” jelas Vicky.
(srisurya)