Amurang—Minggu (8/7) hari ini adalah Hari Pengucapan Syukur bagi warga Amurang dan Minahasa Selatan pada umumnya. Menariknya, Polres Minsel berjanji akan menurunkan sekitar 400-an personil untuk pengamanan baik di jalan raya. Gereja-gereja maupun dibeberapa titik yang terlihat padat merayap.
Dari pantauan beritamanado.com, sejak pukul 10.00 Wita jalan Trans Sulawesi sudah padat merayap. Terlihat, kendaraan dari arah Manado menuju Tenga, Sinonsayang, Motoling, Kumelembuai sampai Tompasobaru dan Modoinding. Terlihat, dari perempatan jalan Tumpaan sudah padat. Memasuki Amurang Raya pun kendaraan dari arah Tombatu yang datang ke Amurang juga membuat kepadatan terjadi.
‘’Kalau bilang ramai, itulah namanya Pengucapan Syukur Amurang dan Minsel. Bahkan, dari tahun 1970-an, budaya ini sudah dilaksanakan. Namun demikian, budaya pengucapan syukur selalu identik dengan ucapan syukur lantaran berhasil dalam panen raya. Padahal, tak semua warga panen raya,’’ ujar Ben Robot, warga Minsel yang berdomisili di Manado.
Tetapi sayang sekali, banyak sudut di Amurang tak aman. Bahkan, perkelahian antar warga dengan warga lainnya. Lebih heran lagi, tak ada petugas yang mengamankan. Menariknya, perkelahian terjadi di jalan raya Amurang-Tombatu.
‘’Nda ada petugas disana, memang banyak petugas di jalan raya. Tetapi, petugas untuk mengamankan warga dari perkelahian lantaran mabuk tak terlihat. Lagi dimana mereka, katanya ada sekira 400-an personil yang turun untuk pengamanan,’’ tanya Mario Pontoh, warga Buyungon yang lewat dengan roda dua sempat berhenti sekitar 15 menit lantaran so kacau. (and)
Amurang—Minggu (8/7) hari ini adalah Hari Pengucapan Syukur bagi warga Amurang dan Minahasa Selatan pada umumnya. Menariknya, Polres Minsel berjanji akan menurunkan sekitar 400-an personil untuk pengamanan baik di jalan raya. Gereja-gereja maupun dibeberapa titik yang terlihat padat merayap.
Dari pantauan beritamanado.com, sejak pukul 10.00 Wita jalan Trans Sulawesi sudah padat merayap. Terlihat, kendaraan dari arah Manado menuju Tenga, Sinonsayang, Motoling, Kumelembuai sampai Tompasobaru dan Modoinding. Terlihat, dari perempatan jalan Tumpaan sudah padat. Memasuki Amurang Raya pun kendaraan dari arah Tombatu yang datang ke Amurang juga membuat kepadatan terjadi.
‘’Kalau bilang ramai, itulah namanya Pengucapan Syukur Amurang dan Minsel. Bahkan, dari tahun 1970-an, budaya ini sudah dilaksanakan. Namun demikian, budaya pengucapan syukur selalu identik dengan ucapan syukur lantaran berhasil dalam panen raya. Padahal, tak semua warga panen raya,’’ ujar Ben Robot, warga Minsel yang berdomisili di Manado.
Tetapi sayang sekali, banyak sudut di Amurang tak aman. Bahkan, perkelahian antar warga dengan warga lainnya. Lebih heran lagi, tak ada petugas yang mengamankan. Menariknya, perkelahian terjadi di jalan raya Amurang-Tombatu.
‘’Nda ada petugas disana, memang banyak petugas di jalan raya. Tetapi, petugas untuk mengamankan warga dari perkelahian lantaran mabuk tak terlihat. Lagi dimana mereka, katanya ada sekira 400-an personil yang turun untuk pengamanan,’’ tanya Mario Pontoh, warga Buyungon yang lewat dengan roda dua sempat berhenti sekitar 15 menit lantaran so kacau. (and)