BeritaManado.com — Para anak-cucu, simpatisan dan beberapa pelaku perjuangan Permesta di Sulawesi Utara sepakat membentuk Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).
Namanya adalah Keluarga Besar Permesta Indonesia atau disingkat KB Permesta Indonesia.
Hal itu setelah selesainya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) selesai dibuat oleh Tim Penyusun.
Boyke Rompas, mantan pejabat pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dipilih sebagai Ketua Umum DPP KB Permesta Indonesia, dalam rapat pleno terakhir di RKB Mega Mar Manado.
Organisasi ini berpusat di Manado sebagai kota yang tidak terlepas dalam sejarah perjuangan Permesta.
Renata Ticonuwu, STh, salah seorang pendiri organisasi tersebut mengatakan, kini legalitas organisasi masih dalam proses pembuatan akte notaris.
“Nanti setelah adanya akte notaris dan terdaftar di Menkumham, baru akan dilaksanakan deklarasi,” kata Renata.
Dikatakan, organisasi Keluarga Besar Permesta Indonesia dibentuk atas inisiatif dari beberapa anggota dan keterwakilan organisasi.
Tentunya, ujar dia, yang bernafaskan Permesta dan jauh sebelumnya sudah ada di Sulawesi Utara.
Antara lain, Korps Pembangunan Sulut, LRRI, Ikaselampe, Generasi Penerus Perjuangan Permesta, Generasi Muda Permesta, Rukun Sukuyon, Yayasan Permesta Minahasa, Rukun Klabat dan Yayasan Manguni serta anak-cucu, simpatisan Permesta.
Pembentukannya juga didukung para pelaku yang masih hidup, yakni Hein Kalangi, Lefrand Kumontoy, Phil Sulu, Anna Kalalo dan Eddy Turangan.
Diketahui, Permesta lahir pada 2 Maret 1957 oleh para tokoh Indonesia bagian Timur.
Saat itu deklarasi Permesta dibacakan Letkol H.N. Ventje Sumual, sebagai Panglima Teritorium VII di Lapangan Karebosi Makasar di masa tersebut.
Deklarasi berisi sejumlah tuntutan reformasi kepada pemerintah pusat, diantaranya pemerataan pembangunan, perimbangan ekonomi antara pusat dan daerah, otonomi daerah seluas-luasnya serta pemerintahan tanpa komunis.
Renata bilang, tuntutan reformasi Permesta sudah terjawab saat ini melalui berbagai program pemerintah pusat sekarang.
Sehingga organisasi Keluarga Besar Permesta Indonesia bukan lagi memperjuangkan tuntutan para pendahulu itu.
“Piagam Permesta sudah masa lalu. Sekarang ini kami mengambil hikmahnya saja, yakni semangat Permesta turut membangun bangsa dan negara menuju Indonesia yang lebih maju,” tegasnya.
Ia menambahkan, organisasi yang baru dibentuk bukan organisasi politik, juga bukan ormas adat.
Tetapi organisasi sosial yang bergerak meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya generasi muda melalui berbagai program organisasi.
Kelengkapan struktur kepengurusan diserahkan sepununya kepada Ketua Umum Boyke Rompas yang ditunjuk sebagai formatur tunggal.
(***/Alfrits Semen)