Tahuna – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Sangihe memasuki hari kedua, pada hari ini, Selasa (6/5/2014) berjalan dengan lancar walaupun dihari pertama Senin (5/5/2014) kemarin mengalami berbagai masalah. Pasalnya, naskah UN pada hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didistribusikan ke 59 SMP di Sangihe, ternyata jumlah naskahnya kurang alias tak mencukupi dari jumlah siswa peserta UN.
Bahkan juga jumlah soal pada naskah UN hanya 23 nomor yang seharusnya ada 50 nomor. Tak hanya itu, naskah UN yang dibagi kepada para siswa peserta UN tanpa lembaran jawaban sehinggah jawabannya dikerjakan dilembar soal.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Dikpora) Sangihe, Dra Helnintje Tatawi M Pd kepada beritamanado.com.
Disampaikannya, untuk mengatasi kekurangan soal UN itu, setiap sekolah terpaksa harus memperbanyak dengan melakukan foto copy lembaran soal UN.
“Pihak Sekolah berinisiatif untuk memperbanyak soal dengan memfoto copy lembar soal agar bisa cukup untuk semua siswa,” katanya.
Meski pelaksanaan UN dianggap fatal, mulai dari tidak cukupnya naskah, nomor soal tidak lengkap serta tidak ada lembar jawaban, UN di Sangihe tetap dilaksanakan. “Jadi meski terjadi kejanggalan dalam pelaksanaan UN SMP di Sangihe, saya perintahkan UN SMP di Sangihe tetap dilaksanakan meskipun dilakukan secara manual dengan mengisi jawaban di lembaran soalnya. Ini bukan kesalahan kami tapi kesalahan dari pusat,” tegas Tatawi.
Sementara untuk hari ini mata pelajaran Matematika tidak ada masalah, semua naskah soal dan lembar jawaban cukup untuk semua siswa. “Kalau untuk mata pelajaran matematika naskah soal dan jawaban tidak ada masalah dan berjalan dengan lancar,” tutupnya.(gun)
Tahuna – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Sangihe memasuki hari kedua, pada hari ini, Selasa (6/5/2014) berjalan dengan lancar walaupun dihari pertama Senin (5/5/2014) kemarin mengalami berbagai masalah. Pasalnya, naskah UN pada hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didistribusikan ke 59 SMP di Sangihe, ternyata jumlah naskahnya kurang alias tak mencukupi dari jumlah siswa peserta UN.
Bahkan juga jumlah soal pada naskah UN hanya 23 nomor yang seharusnya ada 50 nomor. Tak hanya itu, naskah UN yang dibagi kepada para siswa peserta UN tanpa lembaran jawaban sehinggah jawabannya dikerjakan dilembar soal.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Dikpora) Sangihe, Dra Helnintje Tatawi M Pd kepada beritamanado.com.
Disampaikannya, untuk mengatasi kekurangan soal UN itu, setiap sekolah terpaksa harus memperbanyak dengan melakukan foto copy lembaran soal UN.
“Pihak Sekolah berinisiatif untuk memperbanyak soal dengan memfoto copy lembar soal agar bisa cukup untuk semua siswa,” katanya.
Meski pelaksanaan UN dianggap fatal, mulai dari tidak cukupnya naskah, nomor soal tidak lengkap serta tidak ada lembar jawaban, UN di Sangihe tetap dilaksanakan. “Jadi meski terjadi kejanggalan dalam pelaksanaan UN SMP di Sangihe, saya perintahkan UN SMP di Sangihe tetap dilaksanakan meskipun dilakukan secara manual dengan mengisi jawaban di lembaran soalnya. Ini bukan kesalahan kami tapi kesalahan dari pusat,” tegas Tatawi.
Sementara untuk hari ini mata pelajaran Matematika tidak ada masalah, semua naskah soal dan lembar jawaban cukup untuk semua siswa. “Kalau untuk mata pelajaran matematika naskah soal dan jawaban tidak ada masalah dan berjalan dengan lancar,” tutupnya.(gun)