Minut, BeritaManado.com – Meski tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Minahasa Utara (Minut) masih beberapa bulan lagi, namun tensi politik di Tanah Tonsea sudah terus naik.
Sebelumnya, publik tentu perlu mengetahui beberapa hal yang masih menjadi mitos dalam perhelatan Pilkada Minut.
Redaksi BeritaManado.com, merangkumnnya dalam 4 mitos sebagai berikut;
Mitos #1 Pemenang Harus Pasangan Laki-laki dan Perempuan
Mitos pertama dalam Pilkada Minut adalah dalam tiga ronde Pilkada, selalu dimenangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan.
Seperti Pilkada 2005 dimenangkan Vonnie Anneke Panambunan-Sompie Singal, Pilkada 2010 dimenangkan Sompie Singal-Yulisa Baramuli, dan 2015 dimenangkan Vonnie Anneke Panambunan-Joppi Lengkong.
Entah mengapa, meski memiliki elektabilitas tinggi, pasangan calon bupati dan wakil bupati berjenis kelamin sama, belum pernah memenangkan Pilkada.
Mitos #2 PDIP Belum Pernah Menang
Kabupaten Minahasa Utara (Minut) sebagai basis massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dimana Ketua PDIP Sulawesi Utara yang juga Gubernur Sulawesi Utara adalah warga asli Tanah Tonsea.
Basis massa PDIP pun begitu kuat sehingga PDIP ‘menguasai’ Gedung Tumatenden, DPRD Minut.
Namun, ceritanya berbeda saat Pilkada.
Hingga periode ketiga pesta demokrasi digelar, kandidat calon bupati dan wakil bupati dari moncong putih belum pernah menang. Akankah mitos itu dipecahkan 2020 nanti?
Mitos #3 Jumlah Kursi Legislatif Bukan Jaminan
Pemenang Pilkada Minut selalu membuat kejutan.
Pasalnya, perolehan kursi di legislatif tidak menjamin kemenangan calon kepala daerah yang diusung.
Terbukti dalam Pilkada 2005, ketika Partai Golkar memperoleh 7 kursi dan mengusung pasangan Lona Lengkong-Inggried Sondakh, masyarakat justru mendukung pasangan Vonnie Anneke Panambunan-Joppi Lengkong yang diusung partai gabungan.
Demikian juga pada Pilkada 2010, saat PDIP sebagai ‘penguasa’ kursi legislatif mengusung pasangan Fransisca Tuwaidan-Willy Kumentas, justru kalah dengan pasangan Sompie Singal-Yulisa Baramuli.
Hal serupa terjadi di Pilkada 2015, ketika PDIP meraih posisi Ketua DPRD, namun calonnya Sompie Singal-Peggy Mekel, belum berhasil mengalahkan suara pasangan Vonnie Anneke Panambunan-Joppi Lengkong.
Mitos #4 Uang? Nanti dulu…
Selain butuh uang dan kursi, Pilkada Minut juga butuh faktor lucky atau keberuntungan.
Dimana dalam Pilkada Minut uang bukan segala-galanya, karena latar belakang calon, ketenaran dan restu adalah dari Tuhan.
Contoh tokoh publik peserta Pilkada yang memiliki cost politic besar seperti Fransisca Tuwaidan dan Sompie Singal, namun tumbang.
Bahkan kabar yang beredar, keduanya sudah mengeluarkan modal sampai Rp30 miliar. Wow!
(Finda Muhtar)
Baca Juga:
Pilkada Minut: Ganda-Singal-Lengkong, Berebut Tiket PDIP
Pilkada Minut: Sompie Singal-Carry Mumbunan, Punya Sama Visi
Pilkada Minut: Joune Ganda-Denny Wowiling, Satu Putaran
Pilkada Minut: Merakyat, Joppi Lengkong Dicintai Masyarakat
Jenderal Pusung Dukung Denny Wowiling Maju ke Pilkada Minut
Vonnie Panambunan Masih Ingin Maju di Pilkada Minut
Demi Bangun Minut, Carry Mumbunan ‘Pulang Kampung’
Sompie Singal Isyaratkan Kembali Bertarung di Pilbup Minut
Bakal Diusung PDIP, Ini Komitmen Joune Ganda