Kotamobagu, BeritaManado.com – Luasnya hutan dan perkebunan di Kotamobagu membuat pengetahuan tentang jungle rescue sangatlah penting bagi masyarakatnya.
Adalah kewajiban Basarnas untuk menjadi sumber informasi dan memberikan pelatihan SAR kepada masyarakat, mahasiswa, anak sekolah ataupun instansi pemerintah.
Senin (8/7/2019), Basarnas Manado menggelar Pelatihan Jungle Rescue di Kotamobagu.
Terlihat antusiasme masyarakat dengan lebihnya pendaftar dari target yang sudah ditentukan.
Pembukaan pelatihan digelar Selasa (9/7/2019) di Hotel Sutan Raja Kotamobagu.
Acara dibuka dengan resmi oleh Direktur Bina Potensi Indrajaya Marsekal Pertama TNI.
Pelatihan Potensi SAR ini diikuti 50 peserta, mulai dari TNI, polisi, pencinta alam, PMI, instansi pemerintah serta warga setempat.
Kepala Kantor SAR Manado Gede Darmada mengungkapkan, pelatihan ini merupakan yang pertama kalinya diadakan di Kotamobagu.
“Kami berharap kedepannya peserta bisa saling berkoordinasi apabila terjadi kecelakaan atau bencana yang membahayakan jiwa manusia, serta meminimalisir kejadian kecelakaan warga hilang dan tersesat di hutan atau perkebunan yang tidak terpantau,” tuturnya.
Direktur Bina Potensi Indrajaya menjelaskan, saat ini Basarnas sedang dalam proses meningkatkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia, dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
“Salah satu keberhasilan operasi SAR adalah tertolongnya jumlah korban yang diselamatkan baik hidup atau meninggal, dengan memperpendek respon time melalui upaya tindak awal pada setiap operasi SAR dan salah satu garda depan pelaksanaan operasi SAR adalah para rescuer dan para potensi SAR yang saat ini telah dipersiapkan,” ungkap Indrajaya.
Lanjut Indrajaya, keberhasilan SAR dalam menangani terjadinya kecelakaan atau bencana ditentukan beberapa faktor, salah satunya pengendalian dan koordinasi atas potensi.
“Pelatihan jungle rescue merupakan salah satu upaya untuk memperoleh sumber daya manusia SAR yang profesional. Agar kedepannya mampu melaksanakan tugas operasi SAR khususnya gunung dan hutan,” pungkas Indrajaya.
(***/Finda Muhtar)