Manado, BeritaManado.com — Keberadaan comman center milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut mendapat sorotan tajam Anggota Komisi I DPRD Sulut Herol Vreesly Kaawoan.
Dalam hearing bersama Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Sulut, Senin (8/3/2021) tadi, Herol Kaawoan menyoroti program yang lenerapannya dinilai tidak sesuai dengan standar yang seharusnya atau tidak layak.
“Dimana seorang direktur bersama-sama dengan tim untuk melakukan meeting, mengambil keputusan menugaskan, mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan,” jelas politisi Partai Gerindra ini.
Lebih lanjut dikatakan Kaawoan, dalam hearing tersebut dirinya tidak mendapat penjelasan rinci terkait fungsi command center.
“Yang saya tanyakan kan, kegiatan tahun 2020 pengembangan command center sejauh mana. Bagaimana perkembangan Command Center. Program apa saja yang sudah terintegrasi dengan Command Center. Aplikasi apa saja yang bisa dijangkau oleh smartphone. Kalau bisa didemokan, tapi dari kominfo bilang belum ada aplikasi yang bisa didemokan,” ungkap wakil rakyat daerah pemilihan Minahasa-Tomohon itu.
Padahal menurutnya, kalau berbicara command center, semuanya sudah terintegrasi.
“Yang paling bagus command center kan, Jawa Timur, DKI Jakarta, Surabaya dan Bandung Jawa Barat. Kalau di sana bila ada banjir sudah standby di Command Center. Kemudian disampaikan, siaga satu, siaga dua, sudah diinfokan ke masyarakat sebelum adanya korban. Begitu fungsi command center,” ungkap Herol.
Baginya, pihak terkait harusnya lebih berinovasi dalam program tersebut.
“Saya Gerindra partai pengusung kedua untuk OD-SK. Tapi kita bukan berarti tidak mengkritik secara positif demi kemajuan Sulut ke depan,” tutupnya.
(AnggawiryaMega)