Manado — Jalan Roda atau disingkat Jarod merupakan kawasan legendaris di Kota Manado.
Terletak di Jalan Walanda Maramis, Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang.
Jarod bukan hanya sekedar kawasan wisata kuliner tapi juga salah satu bukti sejarah karena menjadi saksi perkembangan Kota Manado.
Banyak hal menarik yang bisa dibahas tentang Jarod, tapi ada satu hal yang paling menjadi ikon bahkan bisa dibilang melegenda di Manado, sehingga setiap mendengar hal tersebut, Jarod pasti nama lokasi yang langsung terlintas di kepala, yaitu Kopi Stenga (Kopi Setengah).
Kopi Stenga merupakan salah satu menu andalan Jarod sejak dulu.
Ya, Jarod memang sudah melekat dengan image sebagai tempat ngopi paling ramai, enak dan murah meriah.
Dinamakan Kopi Stenga karena penyajiannya memang hanya setengah dari ukuran cangkir yang biasa dipakai untuk menyajikan kopi.
Kopi Stenga ini pun menyimpan banyak cerita menarik, dari segi kuliner, ekonomi, hingga silaturahmi.
Nikmatnya Kopi Stenga ini sudah tidak diragukan, baik itu Kopi Stengah hitam maupun kopi susu, racikannya yang pas membuat kopi ini bisa dinikmati semua kalangan, baik tua atau pun muda.
Harganya pun sangat murah, rata-rata untuk bisa menikmati kopi ini, pengunjung hanya membayar Rp 4ribu, sedangkan gula dan air panas ekstra apabila dibutuhkan, tidak dikenakan biaya atau gratis. Ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Kopi Stenga.
Sementara itu, ngopi di Jarod bukan hanya sekedar minum kopi biasa, tapi juga sambil menjalin dan mempererat silaturahmi dengan sesama.
Diketahui, Jarod juga dijuluki DPRD Tingkat III, karena banyak pengunjung sembari ngopi juga membicarakan banyak hal termasuk politik.
Kepada BeritaManado.com, Dr.dr.Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd yang adalah pengunjung setia Jarod mengatakan, kopi bukan hanya untuk menghilangkan haus, tapi untuk dinikmati, bertemu dengan kawan dan berdiskusi.
“Kita memesan kopi cukup kecil untuk percakapan yang cukup lama. Artinya kopi itu dipakai untuk pergaulan,” ujar Taufiq Pasiak.
Kekuatan Jarod yang menjadikannya istimewa, dibalik kenikmatan kopinya adalah, para pengunjung yang datang di Jarod berasal dari berbagai suku, agama dan partai politik.
“Disini kita menikmati kopi dengan menarik karena kita bertemu dengan orang dengan tidak sengaja. Di Jalan Roda juga, kita akan merasakan segala macam rasa kopi. Bukan hanya kopi yang lazim tapi juga kopi dengan ramuan macam-macam. Jadi, di Jalan Roda, kopi di ramu dengan silaturahmi,” kata Taufiq.
Hal yang sama disampaikan Pemerintah Kota Manado lewat Kepala Dinas Pariwisata Manado Lenda Pelealu, dimana bagi Lenda, Jarod ini bukan hanya sekedar destinasi wisata kuliner di Manado.
“Kami, Dinas Pariwisata menempatkan Jarod dalam list destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Manado. Lokasinya gampang ditemukan, baik dengan transportasi umum ataupun berjalan kaki karena pas ada di pusat kota. Ditengah ramainya rumah kopi baru bermunculan, tapi Jarod ini tetap eksis dan tak lekang oleh waktu hingga menjadi bagian penting kota Manado,” kata
Lenda.
Sementara itu, bagi Camat Wenang Donald Sambuaga, Jarod ini merupakan tempat pertemuan yang menyimpan banyak cerita dibalik Kopi Stenga yang melegenda.
“Di Manado, siapa yang tidak tahu Jarod dan Kopi Stenga. Seluar biasa itu Jarod ini dikenal. Tempat pertemuan, tempat ngopi, tempat silaturahmi, murah meriah. Lengkap disini. Semoga kenikmatan kopi di Jarod ini terus terjaga, Jarod tetap eksis dan terus menjadi lokasi ngopi legend di Manado,” pungkas Donald.
Tonton video Jalan Roda (Jarod), dibawah ini:
SUBSCRIBE Channel BeritaManado.com di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCBrtkjOnzyJln3q8vJKW-tw
(srisurya)
Baca juga:
- Tugu Batalyon Worang, Wisata Sejarah di Pusat Perbelanjaan Manado
- Inilah Keindahan Pantai di Pulau Siladen Manado yang Selalu Membuat Rindu