Manado, BeritaManado.com — Berbicara soal pariwisata, tanah Sulawesi Utara (Sulut) adalah jagonya.
Salah satu yang patut dibanggakan adalah banyaknya legenda yang hadir dan masih terus terpelihara hingga kini.
Kisah Toar-Lumimuut salah satu legenda paling santer dibicarakan hingga saat ini.
Sebagaimana dirangkum BeritaManado.com dari beberapa sumber, menceritakan seorang putri yang bernama Karema seorang putri cantik yang hidup sendirian di tanah Minahasa akhirnya meminta teman hidup dengan cara berdoa kepada opo empung akhirnya tiba tiba batu karang itu terbelah dan lahir lah seorang putri cantik dan dinamai Lumimuut.
Lumimuut sendiri artinya tercipta dari batu karang
Legenda tersebut kemudian disambung dengan cerita Lumimuut dan Karema mengadakan suatu upacara berdoa ke segala penjuru angin dan ketika mereka mengahadap ke arah barat tiba tiba Lumimuut di karuniai benih di dalam perutnya dan dia hamil melahirkan seorang putra yang dinamai Toar.
Masih dalam legenda itu, Karema yang selaku ibu dari Lumimuut memerintahkan kepada Lumimuut dan Toar untuk mengembara dan membawa masing-masing sebuah tongkat dan bilamana mereka bertemu dan tongkat itu tidaklah sama panjang berarti mereka tidaklah ada hubungan darah.
Suatu ketika mereka dalam pengembaraan mereka bertemu dan mengukur tongkat masing masing dan tongkat tersebut tidaklah sama panjang.
Akhirnya mereka menikah dan kembali ke tempat asal mereka untuk mencari Karema namun mereka tidak menemukan sosok Karema.
Kisah Turun Temurun
Terkait kisah tersebut, Greenhill Glanvon Weol salah satu Budayawan Sulut menjelaskan bila legenda Toar-Lumimuut memang benar.
“Pertama-tama kita harus jelas dulu ini bukan sejarah tetapi ini legenda, legenda asal usul orang Minahasa kan legenda itu adalah kisah yang berarti kisah turun temurun,” jelas Greenhill Weol.
Dilanjutkannya, legenda Toar-Lumimuut itu yang lebih dulu ada itu perempuan tapi bukan Lumimuut melainkan Karema baru lahirlah Lumimuut dengan proses supranatural itu.
“Tapi Karema ini nda dijelaskan lebih lanjut asal-usulnya. Bukan soal kisah penciptaan. Sesudah itu, proses kehamilan Lumimuut itu ketika menghadap ke seluruh penjuru angin, tapi nanti menghadap ke barat baru hamil dan berhubungan lagi dengan kisah di atas tadi,” jelasnya.
Dirinyapun mengungkapkan, begitulah cara kerja legenda mencoba menjawab setiap pertanyaan.
“Jadi ini cerita ini mau betul atau tidak sudah bukan masalah lagi, karena ini kisah ini di setiap suku punya banyak sekali versi,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, Greenhil Weol berkesimpulan, kisah Toar-Lumimuut ini bertugas sebagai komitmen bersama bagaimana kita hidup di Tanah Minahasa.
“Diharapkan melalui kisah ini kita boleh hidup bersama sebagai satu keturunan satu keluarga,” tuturnya.
Dewasa ini, legenda ini bisa direfleksikan lewat monumen yang terpampang jelas di salah satu sudut Kota Manado.
Patung Toar-Lumimuut terletak di kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang, sekitar 1,5 km dari pusat kota Manado atau 10 menit waktu perjalanan yang dapat ditempuh dengan angkutan darat.
Patung Toar-Lumimuut ini berdiri gagah menyapa warga Kota Manado seakan mengingatkan kita pada legenda Minahasa ini.
Tonton video
Patung Toar-Lumimuut
dibawah ini:
SUBSCRIBE Channel BeritaManado.com di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCBrtkjOnzyJln3q8vJKW-tw
(Dimas Koesnan/AnggawiryaMega)
Baca juga:
- Kopi Stenga ala Kawasan Wisata Kuliner Jalan Roda (Jarod) Manado
- Tugu Batalyon Worang, Wisata Sejarah di Pusat Perbelanjaan Manado
- Inilah Keindahan Pantai di Pulau Siladen Manado yang Selalu Membuat Rindu