Manado – Kericuhan terjadi pada aksi demonstrasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di DPRD Kota Manado yang berujung pemukulan aktivis yang diduga dilakukan oknum polisi, Senin (1/6/2016).
Pengamat politik, DR Jerry Massie menilai, kericuhan disebabkan kesalahan beberapa unsur diantaranya pimpinan partai, pimpinan DPRD dan aparat kepolisian.
“Tiga unsur tersebut patut disalahkan. Ketua Partai Demokrat Vicky Lumentut misalnya, lalu pernah katakan jika ada kader terlibat narkoba dipecat, nyatanya tidak. Pun aparat kepolisan mestinya mendengar dan berjaga bukan melakukan tindakan represif, Kapolres harus diganti!” Tukas Massie kepada BeritaManado.com, Jumat (3/6/2016).
Diketahui, aksi damai GMKI di Kantor DPRD Kota Manado dipimpin Ketua BPC GMKI Manado Hizkia Sembel, berujung ricuh ketika sejumlah aparat kepolisian berdialog dengan mahasiswa, supaya orasi tersebut dilakukan di luar gedung sambil menunggu surat pemberitahuan.
Diawali dengan orasi, Hizkia mengatakan, narkoba sudah menjadi musuh bersama, negara ini sudah berstatus darurat narkoba.
“Pengguna narkoba sudah melibatkan pejabat, maka harus mendapatkan hukum yang sama,” katanya.
Dirinya menegaskan, anggota DPRD Manado adalah publik figur dan teladan masyarakat. Tapi kenyataannya sudah dua bulan sejak oknum anggota dewan kedapatan menggunakan dan menyimpan narkoba masih berkantor serta menghadiri acara resmi seperti pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado.
“Ini memalukan, mana hukum kita,” katanya lagi.
Tak beberapa lama aksi memanas, awalnya dimulai dengan adu argumen antara mahasiswa dan polisi serta pamong praja. Polisi kemudian berusaha membubarkan paksa aksi mahasiswa. Para mahasiswa berlarian menyelamatkan diri, sementara hantaman rotan dan tinju dilayangkan kepada para mahasiswa yang dianggap sudah menyalahi aturan ini.
“Ampun komandan, torang cuma sampaikan aspirasi,” kata beberapa mahasiswa yang kena pukulan. (**/jerrypalohoon)
Manado – Kericuhan terjadi pada aksi demonstrasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di DPRD Kota Manado yang berujung pemukulan aktivis yang diduga dilakukan oknum polisi, Senin (1/6/2016).
Pengamat politik, DR Jerry Massie menilai, kericuhan disebabkan kesalahan beberapa unsur diantaranya pimpinan partai, pimpinan DPRD dan aparat kepolisian.
“Tiga unsur tersebut patut disalahkan. Ketua Partai Demokrat Vicky Lumentut misalnya, lalu pernah katakan jika ada kader terlibat narkoba dipecat, nyatanya tidak. Pun aparat kepolisan mestinya mendengar dan berjaga bukan melakukan tindakan represif, Kapolres harus diganti!” Tukas Massie kepada BeritaManado.com, Jumat (3/6/2016).
Diketahui, aksi damai GMKI di Kantor DPRD Kota Manado dipimpin Ketua BPC GMKI Manado Hizkia Sembel, berujung ricuh ketika sejumlah aparat kepolisian berdialog dengan mahasiswa, supaya orasi tersebut dilakukan di luar gedung sambil menunggu surat pemberitahuan.
Diawali dengan orasi, Hizkia mengatakan, narkoba sudah menjadi musuh bersama, negara ini sudah berstatus darurat narkoba.
“Pengguna narkoba sudah melibatkan pejabat, maka harus mendapatkan hukum yang sama,” katanya.
Dirinya menegaskan, anggota DPRD Manado adalah publik figur dan teladan masyarakat. Tapi kenyataannya sudah dua bulan sejak oknum anggota dewan kedapatan menggunakan dan menyimpan narkoba masih berkantor serta menghadiri acara resmi seperti pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado.
“Ini memalukan, mana hukum kita,” katanya lagi.
Tak beberapa lama aksi memanas, awalnya dimulai dengan adu argumen antara mahasiswa dan polisi serta pamong praja. Polisi kemudian berusaha membubarkan paksa aksi mahasiswa. Para mahasiswa berlarian menyelamatkan diri, sementara hantaman rotan dan tinju dilayangkan kepada para mahasiswa yang dianggap sudah menyalahi aturan ini.
“Ampun komandan, torang cuma sampaikan aspirasi,” kata beberapa mahasiswa yang kena pukulan. (**/jerrypalohoon)