Manado – Pernyataan Effendi Simbolon yang menganalogikan gedung DPR RI kusam seperti gedung Karang Taruna mengundang protes dari keluarga besar Karang Taruna di seluruh Indonesia.
“Warna DPR sudah kayak warna Karang Taruna,” tutur Effendi Simbolon kepada wartawan sebelum menjadi pembicara diskusi “Amnesty Langkah Tepat Rekonsiliasi Nasional” di Media Center DPR, Jakarta, Kamis (4/8/2016) lalu.
Warna DPR tak hanya ditujukan kepada Ketua DPR-RI, Ade Komarudin (AKom), tapi juga disampaikan Simbolon kepada para jurnalis.
Simbolon malah menyuruh wartawan melihat warna DPR dari jalan tol.
“Coba saja dilihat dari pintu tol, gara-gara warna itu wajah DPR menjadi kusam. Tidak sesuai dengan selera Bung Karno yang membangun gedung DPR. Masak saya nanya ke Akom ternyata dia mengaku belum melihat,” kesal Effendi.
Ketua Karang Taruna Privinsi Sulawesi Utara, Billy Lombok SH meminta politisi DPR-RI itu mengklarifikasi pernyataannya.
“Bahwa Karang Taruna merupakan organisasi bermartabat, menganalogikan warna Karang Taruna sebagai warna kusam, tidak berwibawa, berwarna norak, mencederai etika politik, tidak mencerminkan sikap kenegarawan. Kami minta saudara Effendi Simbolon mengklarifikasi, memohon maaf kepada keluarga besar Karang Taruna,” tegas Billy Lombok bersama mayoritas pengurus Karang Taruna Sulut dan Ketua Pengurus Nasional Karang Taruna, Didik Mukrianto.
Lombok pun mendukung keputusan Pengurus Nasional Karang Taruna bila kemudian membawa persoalan ini ke Mahkamah Kehormatan DPR-RI.
“Dalam waktu singkat kami akan menyurat serentak mengenai sikap bersama ini,” jelas Lombok. (jerrypalohoon)
Manado – Pernyataan Effendi Simbolon yang menganalogikan gedung DPR RI kusam seperti gedung Karang Taruna mengundang protes dari keluarga besar Karang Taruna di seluruh Indonesia.
“Warna DPR sudah kayak warna Karang Taruna,” tutur Effendi Simbolon kepada wartawan sebelum menjadi pembicara diskusi “Amnesty Langkah Tepat Rekonsiliasi Nasional” di Media Center DPR, Jakarta, Kamis (4/8/2016) lalu.
Warna DPR tak hanya ditujukan kepada Ketua DPR-RI, Ade Komarudin (AKom), tapi juga disampaikan Simbolon kepada para jurnalis.
Simbolon malah menyuruh wartawan melihat warna DPR dari jalan tol.
“Coba saja dilihat dari pintu tol, gara-gara warna itu wajah DPR menjadi kusam. Tidak sesuai dengan selera Bung Karno yang membangun gedung DPR. Masak saya nanya ke Akom ternyata dia mengaku belum melihat,” kesal Effendi.
Ketua Karang Taruna Privinsi Sulawesi Utara, Billy Lombok SH meminta politisi DPR-RI itu mengklarifikasi pernyataannya.
“Bahwa Karang Taruna merupakan organisasi bermartabat, menganalogikan warna Karang Taruna sebagai warna kusam, tidak berwibawa, berwarna norak, mencederai etika politik, tidak mencerminkan sikap kenegarawan. Kami minta saudara Effendi Simbolon mengklarifikasi, memohon maaf kepada keluarga besar Karang Taruna,” tegas Billy Lombok bersama mayoritas pengurus Karang Taruna Sulut dan Ketua Pengurus Nasional Karang Taruna, Didik Mukrianto.
Lombok pun mendukung keputusan Pengurus Nasional Karang Taruna bila kemudian membawa persoalan ini ke Mahkamah Kehormatan DPR-RI.
“Dalam waktu singkat kami akan menyurat serentak mengenai sikap bersama ini,” jelas Lombok. (jerrypalohoon)