MANADO – Terkait permasalahan kebersihan di Taman Nasional Bunaken, Pemerintah Kota Manado melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Peter Assa Rabu, (5/10) sore di ruang media center Kantor Walikota Manado mengatakan bahwa “Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Manado juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memelihara lingkungan dalam program konservasi lingkungan untuk lokasi-lokasi wisata sehingga otomatis lokasi wisata Taman Nasional Bunaken (TNB) itu menjadi tanggung jawab dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga.”
Karena bilamana Taman Nasional Bunaken ini rusak ataupun berkurang kwalitasnya maka otomatis pengunjung-pengunjung juga pasti akan berkurang.
Assa menjelaskan sejak tahun lalu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sudah memprogramkan kegiatan bersih-bersih laut yang diberi nama “Sapuh Laut”. Program ini semata-mata niatnya untuk membantu membersihkan walaupun tidak bisa membersihkan secara sempurna seratus persen.
Ia menambahkan “Bunaken sebagaimana saya sampaikan tadi itu adalah merupakan tugas kita semua dan ini juga sebetulnya tugas untuk membersihkan Taman Nasional Bunaken ini,(Pemkot dalam hal ini Disparbud) sifatnya membantu. Lembaga yang mempunyai tupoksi dalam hal memelihara Taman Nasional Bunaken yaitu Dewan Pengelolah Taman Nasional Bunaken (DPTNB) tupoksi mereka jelas disamping konservasi, mereka juga menjaga kebersihan di lokasi Taman Nasional Bunaken. Nah kita ini membantu mereka sejauh mereka juga memberikan ruang kepada kita untuk tetap membantu kita akan tetap melaksanakan tugas perbantuan ini kepada mereka (DPTNB).”
“Jadi kalaupun nanti sebentar DPTNB akan nantinya meminta kita untuk berperan lebih luas kita akan melakukannya tapi tentu harus dikordinasikan dengan kita lebih dalam dan memang beberapa kali kita diundang untuk rapat oleh DPTNB kita memenuhi dan kita diminta untuk membantu. Sejauh ini apa yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan itu memang membantu mereka (DPTNB). Tetapi ada program-program memang kedepan disampaikan kita mau coba kembangkan lokasi wisata ini, ada juga upaya-upaya mencegah terjadinya perusakan yang lebih luas terhadap taman laut Bunaken,” tutur Assa
Terkait teknis dan cara membersihkan TNB, ia menjelaskan “untuk membersihkan lingkungan Taman Nasional Bunaken ini bukan hanya di permukaan, bukan hanya di lingkungan daratan tetapi juga lingkungan bawah laut, itu yang saya katakan tadi sebagai kegiatan sapu laut artinya kita lakukan pembersihan mulai dari dasar laut. Jadi ada karang-karang yang sudah tertutup dengan plastik-plastik (sampah) diangkut oleh penyelam-penyelam mereka itu adalah tokoh-tokoh lingkungan dengan sukarela memberi diri untuk membersihkan Taman Laut Bunaken. Mereka menyelam (mencari) mengangkat sampah. Kita di Dinas Pariwisata hanya memfasilitasi transportasi mereka, juga sewa alat (selam) karena kalau menyelam itukan diperlukan alat, yang harus kita sewa.”
Sembari menambahkan “kegiatan ini sudah direalisasikan pada bulan Juni dan Juli tapi kita akan coba lanjutkan nanti kalau tidak akhir Oktober mudah-mudahan kalau tidak ada halangan kita akan lakukan bulan November untuk launching sekali lagi program sapu laut.” (jrp)