Manado – Sulut terus mencetak atlet berprestasi tak hanya dikancah nasional, namun tembus hingga level nasional. Ya, Romario Satiamu namanya. Siswa kelas 3 SMA Negeri 9 Manado ini adalah juara 3 dunia atau peraih medali perunggu cabang olahraga karate.
Romario belum lama ini kembali ke tanah air setelah bertarung 8 hari di kejuaraan dunia 4th Basel Open Master 2013, 16-23 Oktober. “Saya berhasil merebut medali perunggu dalam kejuaraan karate di Basel Swiss untuk kelas Kumite 68 Kg,” ujar Romario yang sebelumnya berjaya di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Samarinda.
Ironisnya, keberhasilan Romario yang telah mengharumkan nama Indonesia dan Sulut ini tak mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut. “Hasil yang diraih Romario seperti tidak ada arti. Pemprov saja seakan cuek dengan prestasi itu,” terang Hendra Massie SPd, guru pendamping Romario dari SMA Negeri 9 Manado.
Dibandingkan teman-teman Romario dari daerah lain yang meraih prestasi serupa, diantara mereka ada yang mendapat hadiah rumah. “Ironisnya, Romario sendiri jangan kan mendapat hadiah, bertemu dengan pejabat Sulut dan Manado saja sulitnya minta ampun,” timpal Hendra dengan nada kecewa setelah bertemu dengan Kadis Diknas Sulut, Harold PB Monareh SH MSi.
Sekretaris Diknas Sulut, Chris Sondakh SH ketika dikonfirmasi mengatakan penghargaan untuk siswa berprestasi tetap disiapkan. “Ada anggaran yang disiapkan bagi siswa berprestasi. Tidak benar kalau Pemprov Sulut tak memberikan perhatian,” ujarnya. (Agust Hari)
Manado – Sulut terus mencetak atlet berprestasi tak hanya dikancah nasional, namun tembus hingga level nasional. Ya, Romario Satiamu namanya. Siswa kelas 3 SMA Negeri 9 Manado ini adalah juara 3 dunia atau peraih medali perunggu cabang olahraga karate.
Romario belum lama ini kembali ke tanah air setelah bertarung 8 hari di kejuaraan dunia 4th Basel Open Master 2013, 16-23 Oktober. “Saya berhasil merebut medali perunggu dalam kejuaraan karate di Basel Swiss untuk kelas Kumite 68 Kg,” ujar Romario yang sebelumnya berjaya di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Samarinda.
Ironisnya, keberhasilan Romario yang telah mengharumkan nama Indonesia dan Sulut ini tak mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut. “Hasil yang diraih Romario seperti tidak ada arti. Pemprov saja seakan cuek dengan prestasi itu,” terang Hendra Massie SPd, guru pendamping Romario dari SMA Negeri 9 Manado.
Dibandingkan teman-teman Romario dari daerah lain yang meraih prestasi serupa, diantara mereka ada yang mendapat hadiah rumah. “Ironisnya, Romario sendiri jangan kan mendapat hadiah, bertemu dengan pejabat Sulut dan Manado saja sulitnya minta ampun,” timpal Hendra dengan nada kecewa setelah bertemu dengan Kadis Diknas Sulut, Harold PB Monareh SH MSi.
Sekretaris Diknas Sulut, Chris Sondakh SH ketika dikonfirmasi mengatakan penghargaan untuk siswa berprestasi tetap disiapkan. “Ada anggaran yang disiapkan bagi siswa berprestasi. Tidak benar kalau Pemprov Sulut tak memberikan perhatian,” ujarnya. (Agust Hari)