Tondano, BeritaManado.com — Perkembangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di Kabupaten Minahasa menurut data yang dapat dipercaya berawal di wilayah Kelurahan Rerewokan Kecamatan Tondano Barat saat ini.
Tahun 1924 digelar sidang Z.D.A Tondano yang dibuka oleh Br. Albert Munson yang juga merupakan seorang Pendeta bersama Br. S. Rantung selaku Guru Injil.
Awal mula perkembangan Jemaat GMAHK Minahasa juga ditandai dengan momentum baptisan mula-mula terhadap satu keluarga, hingga seterusnya mendapatkan sidang kecil, dimana Br. W. Pandelaki menjadi Ketua Sidang.
Tahun 1924 juga merupakan awal mula dimulainya persekutuan jemaat di Tondano.
Tahun itu juga digelar konferensi di Tondano yang berlokasi di dimana gereja pertama dibangun.
Tahun 1929 Br. Manson diganti oleh Br. Kolling, dimana pada waktu itu telah disewa satu rumah tempat untuk perkumpulan di Wawalintouan dan sudah ada kebebasan dari pemerintah.
Ketua Sidang Br. Pandelaki kemudian pindah ke Langowan dan jabatan pelayanan di Tondano diganti oleh Br. Liem yang menjadi Guru Injil dan sejak saat itu anggota jemaat mulai bertambah banyak.
Tahun 1930 Br. Liem pindah tugas dan digantikan Br. Kalitouw, dimana pada tahun 1931 ia digantikan Br. H. Pattiranie.
Pada waktu itu, pekerjaan Tuhan di Tondano terus mengalami kemajuan berkat satu hati dalam pelayanan.
Tahun 1932, dilakukan kegiatan konferensi di Tondano, bertepatan dengan bangunan gereja permanen mulai dikerjakan, sehingga pihak jemaat menyewa tanah lapang/lapangan.
Hari ketiga yang juga merupakan terakhir pelaksanaan konfetensi terjadi suatu hal yang tidak diharapkan, sehingga kegiatan tersebut dipindahkan di lokasi gereja yang sementara dikerjakan.
Sesudah konferensi, jam 7 malam terjadi bencana gempa bumi yang besar pada tahun 1933.
Pada tahun itu, Br. Pattiranie pindah ke Ratahan dan digantikan oleh Br. W. Pandelaki
Tahun 1936 Br. Kolling diganti oleh Br. Dittmar yang pada tahun 1937 digantikan Br. Twijnstra.
Demikian seterusnya jemaat GMAHK di Tondano terus bertambah dan berkembang hingga menyebar ke seluruh wilayah Kabupaten Minahasa.
Namun menurut MG. Jimi Pinangkaan SE MSi, mengenai sejarah perkembangan jemaat GMAHK di Minahasa sejak permulaan sampai saat ini masih perlu ditelusuri lebih dalam.
“Saya pernah menulis tentang sejarah GMAHK Rerewokan, tapi itu dilakukan apda tahun 2013 lalu. Selang anam tahun ini tentu sudah ada perkembangan, belum lagi informasi yang masih tersembunyi puluhan tahun silam,” kata Pinangkaan, Senin (10/6/2019).
Ditambahkannya, akan sangat baik jika sejarah jemaat GMAHK Rerewokan Tondano ini diangkat kembali menjadi tulisan yang sistematis dalam sebuah buku yang dapat dibaca dan mengedukasi banyak orang.
(Frangki Wullur)