Manado – Penjabat Gubernur Sulawesi Utara Dr Soni Sumarsono saat melakukan coffee morning di Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan Sarapung Rabu, (13/1/2016) bersama para wartawan (PWI) dengan pihak BRI mengkritisi media di Sulut.
Pada kesempatan itu Sumarsono sempat bangga dengan perkembangan media online di Sulut yang terbilang cukup banyak dan beragam bahkan dapat dikatakan Sulut merupakan Provinsi kedua terbanyak media online di Indonesia setelah DKI. Hal itu menandakan tingkat kecerdasan di Sulut terbilang sangat baik.
“Saya selalu tekankan kepada jajaran (Kepala-Kepala SKPD) untuk tiga hal, pertama Sadar media dan tahu media dan ketiga yang lebih penting adalah ramah media.”
“Artinya sumber informasi tidak akan dipersulit selama saya jadi Gubernur, selama ada batas etika dan mengacu pada kode etik jurnalistik sumber informasi kita berikan akses,” tegasnya.
“Jadi tidak harus media memuji saya, silahkan autokritik asal sesuai dengan fakta, cuma kadang kala media media sekarang yang saya lihat sulit membedakan antara fakta dan opini, campur baur, ini yang kemudian menjadi kritik dimana media itu dipenuhi dengan berbagai kepentingan,” jelas Sumarsono mengkritisi.
Dia berharap media di Sulut akan menjadi garda terdepan dalam menyajikan informasi yang sesuai fakta serta menjaga stabilitas di daerah.
Manado – Penjabat Gubernur Sulawesi Utara Dr Soni Sumarsono saat melakukan coffee morning di Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan Sarapung Rabu, (13/1/2016) bersama para wartawan (PWI) dengan pihak BRI mengkritisi media di Sulut.
Pada kesempatan itu Sumarsono sempat bangga dengan perkembangan media online di Sulut yang terbilang cukup banyak dan beragam bahkan dapat dikatakan Sulut merupakan Provinsi kedua terbanyak media online di Indonesia setelah DKI. Hal itu menandakan tingkat kecerdasan di Sulut terbilang sangat baik.
“Saya selalu tekankan kepada jajaran (Kepala-Kepala SKPD) untuk tiga hal, pertama Sadar media dan tahu media dan ketiga yang lebih penting adalah ramah media.”
“Artinya sumber informasi tidak akan dipersulit selama saya jadi Gubernur, selama ada batas etika dan mengacu pada kode etik jurnalistik sumber informasi kita berikan akses,” tegasnya.
“Jadi tidak harus media memuji saya, silahkan autokritik asal sesuai dengan fakta, cuma kadang kala media media sekarang yang saya lihat sulit membedakan antara fakta dan opini, campur baur, ini yang kemudian menjadi kritik dimana media itu dipenuhi dengan berbagai kepentingan,” jelas Sumarsono mengkritisi.
Dia berharap media di Sulut akan menjadi garda terdepan dalam menyajikan informasi yang sesuai fakta serta menjaga stabilitas di daerah.