Manado, BeritaManado.com – Kanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) selalu berusaha mengembangkan potensi ekonomi daerah yang berorientasi ekspor.
Usaha ini dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai trade facilitator dan industrial assistance.
Sasaran dalam menggiatkan ekspor adalah para pelaku usaha UMKM dan eksportir muda atau milenial yang dengan kreatifitasnya mampu untuk melakukan ekspor.
Pekan lalu sabtu (13/11/2021), kaum muda Sulut yang tergabung dalam komunitas milenial Sulut Go ekspor telah berhasil melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan.
Ekspor ini berupa Cocopeat sebanyak 44 Ton dengan nilai ekspor sekitar Rp 500 juta.
Ini menunjukkan bahwa kaum muda merupakan pelaku ekonomi yang potensial dalam membangkitkan ekspor daerah.
Hal ini terungkap dalam acara talkshow radio RRI Manado yang dihadiri narasumber yaitu Kakanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara, Erwin Situmorang, Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan.
Kepala BKIPM Manado, Muhammad Hatta, Perwakilan Garuda Indonesia, Evan Adriel dan ketua Komunitas eksportir milenial Sulut Go ekspor, Alan Harvey, Rabu (17/11/2021).
Alan Harvey mengatakan bahwa kaum muda tidak ragu-ragu terjun ke dunia bisnis dan melakukan ekspor.
“Ekspor tidak memerlukan modal yang besar dan kami sudah membuktikan dengan melakukan ekspor perdana,” ungkap Alan dalam rilis yang diterima BeritaManado.com
Komoditas yang diekspor oleh kaum milenial ini berupa Cocopeat tergolong unik karena produk tersebut bahan bakunya berasal dari limbah pabrik olahan turunan kelapa.
Agar memenuhi persyaratan produk tersebut mendapat sertifikasi oleh karantina pertanian sebelum diekspor.
Adapun proses pemasaran melalui teknolog digital yang sudah akrab dikalangan milenial.
Sementara itu, Erwin Situmorang mengatakan bahwa talkshow bersama ini merupakan bentuk kolaborasi antar instansi yang ingin bersama-sama menyatukan visi untuk menggencarkan ekspor di wilayah Sulawesi Utara.
“Bea Cukai memberikan berbagai fasilitas dalam rangka peningkatan ekspor diantaranya adalah pelayanan 24 Jam di bandara dan Pelabuhan serta melakukan bimbingan dan pelatihan kepada eksportir atau calon eksportir baru,” kata Erwin.
Peluang untuk ekspor dari sulut sangat terbuka hal ini didukung oleh adanya kegiatan Direct Call Ekspor dari Manado ke Jepang melalui pesawat Garuda Indonesia dan Direct Call Ekspor Manado Singapura melalui pesawat Scout.
Kegiatan ekspor melalui Direct Call ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah biaya yang lebih murah, waktu perjalanan yang cepat, kualitas barang lebih baik serta adanya kepastian slot kargo.
Disisi lain, Donni Muksydayan menyatakan bahwa Cocopeat merupakan produk turunan kelapa yang merupakan komoditas unggulan Sulawesi Utara.
Dengan inovasi kaum milenial mampu diekspor ke mancanegara.
Senada dengan hal itu, Muhammad Hatta menyampaikan dukungannya terhadap kaum milenial untuk melakukan ekspor dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah.
Berdasarkan data dari BPS, saat ini pemerintah terus mendorong kegiatan ekspor di seluruh Indonesia.
Tercatat Nilai ekspor pada Oktober 2021 tercatat US$ 22,03 miliar atau naik 6,89% month to month dan secara tahunan (year on year) naik 53,35%.
Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Utara, Nilai FOB Ekspor Nonmigas Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2021 senilai US$ 81,70 juta, mengalami penurunan sebesar 2,69 persen dibandingkan September 2021 yang senilai US$ 83,96 juta (m-to-m).
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020 (y-on-y), nilai ekspor Sulawesi Utara mengalami kenaikan sebesar 44,14 persen.
Komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15).
(***/BennyManoppo)