MANADO – Melihat adanya ketidakberesan di dunia pendidikan di Kota Manado, DPC Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Manado melakukan kritik konstruktif kepada Dinas Pendidikan Kota Manado. Hal ini diutarakan Wakil Ketua DPC Manado, Edwin Moniaga SH MH, Jumat (9/3).
Edwin, mengaku, pihaknya mendapat aduan dari beberapa orangtua siswa di beberapa sekolah di Manado. Para orangtua murid ini mengeluhkan pungutan liar (pungli) berkedok les (tambahan belajar) di beberapa sekolah di Manado. Sesuai data yang masuk ke GAMKI Manado, pungutan di beberapa sekolah ini terjadi di SD, SMP maupun SMA.
”Jadi modus yang sekolah lakukan, memberikan les (tambahan belajar) kepada siswa setiap hari, dengan alasan itu mereka meminta uang kepada siswa dengan jumlah yang bervariasi. Cuma kami melihat ini sudah merupakan bisnis, dan memberatkan orangtua. Karena, memang tidak wajib, tapi semua siswa pasti akan berusaha ikut. Hal ini karena dalam les itu para guru biasanya memberikan soal-soal ulangannya, ”ujar Edwin Moniaga.
Hal senada diutarakan Willem, Pengurus GAMKI Manado lainnya. Dia mengaku, sudah memperoleh data beberapa sekolah yang melakukan pungutan liar (pungli). ”Jadi kami mengingatkan kepada Kadisdiknas Manado, dan para kepala sekolah mengawasi praktek pungutan liar berkedok les di setiap sekolah, ”ujar Willem.
Willem juga mengingatkan bahwa kemampuan para orangtua siswa tidak sama, sehingga tidak bisa meminta uang les dengan besaran yang sama. ”Jangan juga melakukan penipuan dalam mendidik anak, yakni dengan iming-iming memberikan soal ulangan saat les, sehingga anak-anak lainnya menjadi takut untuk tidak ikut les, ”ujarnya.(ried)
MANADO – Melihat adanya ketidakberesan di dunia pendidikan di Kota Manado, DPC Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Manado melakukan kritik konstruktif kepada Dinas Pendidikan Kota Manado. Hal ini diutarakan Wakil Ketua DPC Manado, Edwin Moniaga SH MH, Jumat (9/3).
Edwin, mengaku, pihaknya mendapat aduan dari beberapa orangtua siswa di beberapa sekolah di Manado. Para orangtua murid ini mengeluhkan pungutan liar (pungli) berkedok les (tambahan belajar) di beberapa sekolah di Manado. Sesuai data yang masuk ke GAMKI Manado, pungutan di beberapa sekolah ini terjadi di SD, SMP maupun SMA.
”Jadi modus yang sekolah lakukan, memberikan les (tambahan belajar) kepada siswa setiap hari, dengan alasan itu mereka meminta uang kepada siswa dengan jumlah yang bervariasi. Cuma kami melihat ini sudah merupakan bisnis, dan memberatkan orangtua. Karena, memang tidak wajib, tapi semua siswa pasti akan berusaha ikut. Hal ini karena dalam les itu para guru biasanya memberikan soal-soal ulangannya, ”ujar Edwin Moniaga.
Hal senada diutarakan Willem, Pengurus GAMKI Manado lainnya. Dia mengaku, sudah memperoleh data beberapa sekolah yang melakukan pungutan liar (pungli). ”Jadi kami mengingatkan kepada Kadisdiknas Manado, dan para kepala sekolah mengawasi praktek pungutan liar berkedok les di setiap sekolah, ”ujar Willem.
Willem juga mengingatkan bahwa kemampuan para orangtua siswa tidak sama, sehingga tidak bisa meminta uang les dengan besaran yang sama. ”Jangan juga melakukan penipuan dalam mendidik anak, yakni dengan iming-iming memberikan soal ulangan saat les, sehingga anak-anak lainnya menjadi takut untuk tidak ikut les, ”ujarnya.(ried)