Tomohon, BeritaManado.com – Bendi (delman bahasa Indonesia) merupakan alat transportasi darat yang sudah dikenal luas sejak puluhan tahun lalu.
Bahkan ada lagu anak-anak yang mengisahkan bagaimana serunya naik delman.
Bendi alat transportasi tua yang ramah lingkungan, tanpa polusi dan tidak memerlukan BBM.
Tapi kehadiran bendi di tahun 2022 merupakan perjuangan bagi kusir bendi khususnya kusir bendi Tomohon.
Beritamanado.com melihat dari dekat kehadiran mereka di pusat kota Tomohon.
Adalah Sony asal Kolongan bersama temannya, kusir bendi asal Kakaskaen yang sedang mangkal menunggu penumpang di depan menara Alfa Omega Tomohon.
“Yaa, tinggal beberapa bendi yang mencari penumpang saat ini,” ungkap Sony sambil membantu menaikkan penumpangnya.
Ia hanya punya satu kuda untuk menarik bendi.
Bagusnya kalau punya dua kuda untuk mencari. Kalau ada dua kuda, bisa dipakai bergantian.
Sony menarik bendinya maksimum hanya 4 jam.
Sesudah 4 jam ia harus pulang rumah.
“Kuda pun harus istirahat, karena kelelahan menarik bendi. Jika kuda tidak punya waktu istirahat, kuda bisa sakit bahkan mati,” ungkapnya.
Hesty, seorang perempuan asal Kamasi yang juga sering menggunakan bendi untuk jarak dekat seputaran Tomohon mengungkapkan, naik bendi itu fun, terutama untuk anak-anak yang tidak sempat menikmati masa kejayaan Bendi di tahun 1980-an, katanya.
“Saya sering melihat satu keluarga penuh yang sengaja menyewa satu bendi untuk dipakai jalan-jalan bersama keluarga. Terlihat keseruan anak-anak, bahkan ada yang ingin mencoba memegang tali leis kuda (tali kendali) untuk merasakan sensasi naik bendi,” ujar Hesti.
Bahkan ada juga wisatawan nusantara bahkan turis mancanegara yang suka naik bendi.
Mereka nampak berswa foto dengan latar belakang bendi dan kudanya.
Soal pendapatan yang diraupnya, Sony sang kusir bendi berucap, cukup untuk makan, di ujung percakapan singkat.
(Kontributor: Christy Manarisip)