Manado — Kejadian menarik terjadi ketika rapat Paripurna DPRD Sulawesi Utara yang digelar pada Rabu 15 April 2020 di Ruang Paripurna Kantor DPRD Sulawesi Utara.
Menjelang usai Pembahasan sejumlah agenda, dan Ketua DPRD Andrei Angouw Hendak menutup rapat, tiba-tiba mendapat interupsi dari anggota Fraksi Demokrat Netty Pantouw (NP).
Dalam pernyataannya, Netty Pantouw menyampaikan hendak meneruskan aspirasi masyarakat Mapanget yang melakukan penolakan terhadap Rumah Singgah yang akan diberlakukan di wilayah Mapanget.
Dalam penyampaian tersebut Netty Pantouw masih memyebut-nyebut nama anggota dewan yang tidak sepakat terhadap aspirasi penolakan rumah singgah yang akan dibuat pemerintah.
Hal ini mendapat interupsi dari Sandra Rondonuwu (Saron) agar NP tidak lagi mengulang-ulang hal yang telah dibahas
Mendengar ini, tampaknya NP tidak terima dan langsung mengata-ngatai Sandra Rondonuwu arogan dan brengsek hingga pimpinan rapat langsung menutup sidang Paripurna yang berakhir dengan sedikit adanya keributan.
Sebelumnya anggota Fraksi PDIP, Sandra Rondonuwu menilai bahwa upaya pembuatan rumah singgah oleh Pemerintah Provinsi sudah tepat untuk melakukan upaya antisipasi penyebaran covid-19 dari penumpang yang datang dari episentrum penyebaran covid-19.
Belum, selesai Saron memberikan penjelasan sudah dinterupsi oleh NP yang berujung Pimpinan Rapat meminta NP membiarkan dulu Saron menyelesaikan tanggapannya.
Saron mengkritisi kepada semua pihak agar cukup peka dan dapat menempatkan nilai-nilai kemanusiaan pada posisi yang setinggi-tingginya seperti yang dilakukan oleh Bripka Jerry Tumundo saat mengambil resiko memakamkan pasien covid-19.
Menanggapi umpatan NP, Saron saat ditemui usai rapat hanya tersenyum dan dengan tenang menanggapi ringan.
“Saya tidak ambil hati, karena saya sudah biasa dimaki-maki oleh orang yang tidak sepaham. Bagi saya langkah pemprov itu sudah tepat, demi kepentingan kita bersama. Saya juga doakan ibu Netty supaya sehat dan diberkati oleh Tuhan,” ujarnya sambil berlalu.
(rds)