Jakarta, BeritaMamado.com — Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Dr Jerry Massie menilai ada kejanggalan pada agenda debat calon presiden (Capres) kali ini.
Menurutnya pertama dapat dilihat pada pertanyaan terkait debat itu sendiri yang dikirim pihak KPU RI kepada kedua kubu pasangan calon.
Selanjutnya yaitu dicoretnya dua nama panelis mantan Komisiomer KPK Bambang Widjojanto dan Koordinator ICW Adnan Topan.
Selain dua hal diatas, KPU RI juga dinilai dinilai gagal memfasilitasi pemaparan visi dan misi kedua calon presiden.
“Pemaparan visi dan misi merupakan tahapan untuk menguji kemampuan atau intellegence qoutient (kecerdasan intelektual) selain kecerdasan emosi dan spiritual. Hal ini perlu dilakukan agar publik tahu sejauh mana kesiapan dan keaiapan dan keseriusan calon,” ungkap Massie.
Bagi Joko Widodo tidak perlu takut untuk debat karena sudah memiliki pengalaman menjalani roda pemerintahan dan pasti paham secara eksistensi, esensi dan substansial
Debat itu sendiri adalah salah satu indikator Pemilu dan ini dilakukan hampir di semua negara di dunia.
“Kalau dibatalkan maka kita akan kembali ke zaman orde lama dan mau tidak mau, kedua pasang calon harus siap apapun resikonya. Hal ini bisa membawa kehidupan demokrasi kita di ujung tanduk,” paparnya.
Massie menanggap hal itu justeru dapat menurunkan kredibilitas sang petahana. Maka dari itu dirinya tetap mendorong agar tetap ada pemaparan visi dan miai atau debat yang sesungguhnya.
Pada sisi lain, agenda debat sudah ada jadwal dari KPU RI, karena ibaratnya tidak ada debat bagaikan nasi tanpa sayur atau nasi tanpa lauk.
“Namun demikian, saya percaya Jokowi tetap akan ikut debat dan mudah-mudahan apa yang sedang ramai diperbincangkan hanya wacana saja, karena dalam politik hal seperti itu biasa terjadi,” tuturnya.
Dalam hal ini, yang ditakutkan yaitu jangan-jangan Tim Kampanye Nasional yang tidak siap, bukannya sang calon, karena hal itu merupakan salah satu indikator kemenangan selain kampanye, blusukan, survei dan pencitraan.
Kedua kubu pasanga calon sebaiknya memiliki ahli perumus dalam satu tim dengan menyiapka databese konsep jaub hari dan bukan tiba-tiba, sehingga tidak terkesan hanya jago bicara.
(***/Frangki Wullur)