Airmadidi-Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD) dimanfaatkan anggota DPRD Minahasa Utara (Minut) Stendy Rondonuwu dengan membuka naskah ujian di SDN Maumbi Kecamatan Kalawat Kabupaten Minut, Senin (15/5/2017).
Ketika bertandang ke SDN Maumbi, Stendy Rondonuwu tercengang dan sedih melihat kondisi sekolah yang tak jauh berbeda sejak tahun 1988, ketika ia lulus dari sekolah tersebut.
“Saya alumni disini. Memiriskan, ruangan kelas yang hampir gelap karena tidak ada instalasi listrik di semua kelas,” keluh Rondonuwu yang mengaku sempat menangis melihat kondisi seperti itu.
Rondonuwu mengatakan, ruang kelas SDN Maumbi tidak representatif karena ruangannya nyaris gelap dan tidak ada lampu, serta luasnya hanya 5×6 meter, tidak sama seperti standar ruangan kelas nasional yaitu 7×8 meter.
“Sejak tahun 1980, ruang kelasnya cuma begini terus tidak ada perubahan. Kasihan anak-anak kalau belajar seperti ini,” sambung politisi Partai Demokrat.
Olehnya, Rondonuwu meminta kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Minut untuk lebih peka dan jeli melihat situasai dan keadaan di setiap sekolah yang ada di Minut.
Ia juga meminta Kadis Pendidikan dr Lilly Lengkong MKes untuk secepatnya merencanakan untuk fasilitas lampu bagi SDN Maumbi.
“Bagi peserta Ujian Nasional, pesan saya lebih giat belajar dan yakin ketika kita belajar tentu saja semua soal akan terjawab dengan baik,” tutup Rondonuwu.(findamuhtar)
Airmadidi-Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD) dimanfaatkan anggota DPRD Minahasa Utara (Minut) Stendy Rondonuwu dengan membuka naskah ujian di SDN Maumbi Kecamatan Kalawat Kabupaten Minut, Senin (15/5/2017).
Ketika bertandang ke SDN Maumbi, Stendy Rondonuwu tercengang dan sedih melihat kondisi sekolah yang tak jauh berbeda sejak tahun 1988, ketika ia lulus dari sekolah tersebut.
“Saya alumni disini. Memiriskan, ruangan kelas yang hampir gelap karena tidak ada instalasi listrik di semua kelas,” keluh Rondonuwu yang mengaku sempat menangis melihat kondisi seperti itu.
Rondonuwu mengatakan, ruang kelas SDN Maumbi tidak representatif karena ruangannya nyaris gelap dan tidak ada lampu, serta luasnya hanya 5×6 meter, tidak sama seperti standar ruangan kelas nasional yaitu 7×8 meter.
“Sejak tahun 1980, ruang kelasnya cuma begini terus tidak ada perubahan. Kasihan anak-anak kalau belajar seperti ini,” sambung politisi Partai Demokrat.
Olehnya, Rondonuwu meminta kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Minut untuk lebih peka dan jeli melihat situasai dan keadaan di setiap sekolah yang ada di Minut.
Ia juga meminta Kadis Pendidikan dr Lilly Lengkong MKes untuk secepatnya merencanakan untuk fasilitas lampu bagi SDN Maumbi.
“Bagi peserta Ujian Nasional, pesan saya lebih giat belajar dan yakin ketika kita belajar tentu saja semua soal akan terjawab dengan baik,” tutup Rondonuwu.(findamuhtar)