Sangihe, BeritaManado.com — Kelompok pemuda yang tergabung dalam “Sangihe Visual Secret” (SVS) secara perdana di tanah Tampungang Lawo menggelar pameran sekaligus launching Galeri Seni.
Tentu saja hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat di kabupaten teras utara, yang menjadi perbatasan NKRI – Philipina ini, karena galeri seni ini merupakan yang pertama di Sangihe, dengan maksud membangunkan ‘birahi’ seni rupa di Tampungang Lawo tercinta.
Galeri sederhana yang menampung mimpi besar seniman-seniman Sangihe ini, ditempatkan di lantai 2 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kepulauan Sangihe (Eks BPU Daerah) lebih tepatnya di Jalan Sudirman, Kelurahan Soataloara 1, Kecamatan Tahuna.
“Galeri ini dilahirkan dari mimpi bersama teman-teman di Visual Secret yang lebih besarnya lagi tentu saja seniman-seniman Sangihe.
Ada proses silang pendapat baik dari kami, senior-senior, bahkan banyak pihak untuk dunia Seni di Sangihe,” ungkap Billy Maninggir, Ketua Pantia Pameran sekaligus launching Galeri Seni kepada sejumlah wartawan.
Billy berharap gelaran ini mampu menjadi wadah bagi masyarakat sangihe untuk dapat lebih menggelorakan eksistensi berkesenian ala seniman-seniman dipulai kecil Sangihe dan memperkenalkan seni rupa khas Tampungang Lawo.
“Tema untuk kegiatan awal ini yakni ‘Loud and Free’ dan ini sudah menggambarkan dengan tegas mimpi kami bersama untuk terus menciptakan ruang karya bagi seluruh masyarakat Sangihe.
Karna selain bisa diakses sebagai proses belajar masyarakat, kegiatan yang akan berjalan selama tiga hari ini, pun kedepannnya, harus menjadi ruang bebas bagi seniman sangihe untuk berbicara melalui karyanya,” kuncinya.
Hal inipun mendapat dukungan penuh pemerintah Kepulauan Sangihe. Harry Wolff, Sekretaris Daerah (Sekda) Kepulauan Sangihe menyambut baik upaya Sangihe Art Space dalam mewujudkan inovasi-inovasi ; memperkenalkan dan mengembangkan Sangihe.
“Suku Sangihe memiliki ciri khas tersendiri terkait seni baik musik maupun rupa. Sehingga lewat fasilitas DPKD, dibuka ruang bagi anak muda khususnya di Sangihe untuk bisa berinovasi dan berkreasi dengan batasan-batasan tertentu. Ini merupakan peluang juga untuk tetap menjaga kreativitas,” ungkap Wolff.
Lebih jauh terkait bangunan yang digunakan sebagai galeri seni yang akan dilaunching pada hari ini, dirinya menyebutkan jika sesuai dengan perencanaan Urban Renewal Tahun City, bangunan yang telah masuk kategori Heritage ini bakal dikembalikan sesuai fungsinya, yang berarti termasuk galeri yang bakal mendapatkan perhatian.
“Dulunya, gedung BPU ini merupakan pusat kegiatan masyarakat. Sehingga sesuai perencanaan Pemkab Sangihe, tempat ini akan dikembalikan sesuai fungsinya sambil menunggu kajian terkait ruang bagi DPKD agar tujuan mengembalikan BPU sesuai fungsinya dapat optimal,” lanjut dia, sembari menyebutkan jika kedepannya memang ada potensi galeri yang ada bisa dikelola oleh anak muda Sangihe untuk menjaga konsistensi dari pusat karya perupa ini.
“Kedepan, semua pemanfaatan aset pemerintah itu butuh ada kerjasama, dan pemanfaatan serta peluang ini sangat terbuka.
Nantinya akan dilakukan kajian-kajian teknis terkait pemanfaatannya karena memang sebagian besar anak muda yang terlibat di dalam kegiatan ini, masing-masing dengan latar belakang yang berbeda sehingga kekayaan untuk mengawal kegiatan anak muda itu lebih besar,” pungkas mantan Assisten II Pemda Sangihe ini.
Sementara itu, Kepala DPKD Sangihe, Johanis Pilat menegaskan jika gelaran hari ini merupakan satu kebangkitan kaum muda Sangihe dalam mengaktualisasikan diri. Sementara bagi DPKD sendiri, hal ini capnya sebagai kebangkitan paradigma perpustakaan modern.
“Paradigma perpustakaan di era digital saat ini adalah working Space atau area kerja kreatif bagi anak-anak muda, sebab perpustakaan pada dasarnya merupakan pusat ilmu pengetahuan, pusat aktivitas masyarakat bahkan pusat budaya.
Saya berharap, ruang yang tersedia bagi anak-anak muda ini mendapatkan support dari berbagai pihak untuk mendorong mereka (Kaum muda, red) bisa mengembangkan potensi diri mereka, sekaligus menjadi tanggung jawab kami terhadap sejarah panjang gedung ini sebagai pusat kegiatan masyarakat (Baca Legenda BPU Sangihe),” kunci Pilat.
Sebagai informasi tambahan, pameran Sangihe Ar Space ini digelar selama 3 hari, yakni sejak tanggal 1 Maret kemarin, hingga tanggal 3 Maret.
(Erick Sahabat)