Manado, BeritaManado.com — Menjelang pertemuan para pemimpin 20 negara dengan tingkat perekonomian terbesar dunia atau G20 bulan Oktober 2021 mendatang, generasi muda perwakilan dari 20 negara ini akan dipertemukan di Italia.
G20 adalah kelompok negara yang terdiri dari Uni Eropa dan 19 negara lainnya yakni Argentina, Australia, Brazil, Canada, Tiongkok, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Mexico, Federasi Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan AS.
Dalam pertemuan ini, Indonesia mengirim tiga delegasi pemuda, dua di antaranya adalah perempuan muda, yang masing-masing berkiprah di bidang politik dan lingkungan.
Salah satunya yakni Caroline “Dea” Tasirin adalah seorang dosen luar biasa (LB) di Universitas Sam Ratulangi Manado.
Perempuan asal Manado ini memperoleh gelar Master of Forest Science dari Yale School of the Environment.
Dea sapaan akrab Caroline “Dea” Tasirin berpengalaman dalam konservasi, keterlibatan masyarakat, dan pendidikan lingkungan.
Ia juga aktif berbagi pengetahuan bersama masyarakat adat yang tinggal di sekitar hutan.
Saat ditemui BeritaManado.com, Caroline “Dea” Tasirin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena bisa diberikan kesempatan untuk mewakili pemuda di Indonesia dalam ajang ini.
“Saya tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan mewakil pemuda di Indonesia dalam pertemuan perwakilan generasi 20 negara ini,” kata Caroline “Dea” Tasirin.
Lebih lanjut, Caroline “Dea” Tasirin menjelaskan Youth20 (Y20) adalah salah satu engagement group G20 yang lebih fokus menampung aspirasi pemuda untuk disuarakan di G20.
“Di tahun ini fokus Y20 ada tiga topik yakni innovation, future of work, and digitalization (inovasi masa depan, tenaga kerja dan digitalisasi), inclusion (inklusi atau kemerataan akses), serta Sustainability, climate change and environment (keberlanjutan perubahan iklim dan lingkungan),” ujar Dea, Kamis (29/4/2021).
Dea menuturkan, bidangnya pada ajang ini yakni keberlanjutan perubahan iklim dan lingkungan.
“Teknisnya di sana nanti, saya akan menyampaikan poin-poin prioritas pemuda Indonesia mengenai topik keberlanjutan perubahan iklim dan lingkungan. Poin yang disampaikan akan didiskusikan dengan 19 perwakilan negara lain dan hasilnya akan dimasukan ke proposal akhir,” tuturnya.
Dea melanjutkan sejak bulan April sudah ada beberapa kali pertemuan bilateral antara perwakilan dari 20 negara yang tergabung dalam G20.
“Dalam pertemuan ini kita sudah menyampaikan poin-poin yang akan dibahas nanti, jika ada poin yang sama maka kita akan bekerja sama atau membuat koalisi,” ungkapnya.
Ia juga berharap hasil akhir dari pertemuan ini bisa tembus ke forum G20 (Forum kepala negara) dan menjadi bahan pertimbangan pembuatan keputusan atau kebijakan di negara masing-masing.
“Memang proses kita di Y20 ini adalah satu tahap awal di banyak tahap lain untuk menjadi kebijakan dan peraturan,” tuturnya.
Ada hal menarik lain, Dea membeberkan di tahun depan Indonesia mendapat giliran menjadi Presiden di G20.
“Dalam G20 memiliki sistem kepemimpinan troika atau tiga pemimpin yakni Presiden tahun sebelumnya, Presiden tahun ini dan Presiden tahun depan. Namun yang tetap menjadi Presiden utama adalah Presiden tahun ini,” ujarnya.
Dea menambahkan troika tahun ini yakni Saudi Arabia (Presiden tahun lalu), Italia (Presiden tahun ini) dan Indonesia (Presiden tahun depan).
“Kita semua dilapisan G20, dari lapisan paling atas hingga di Y20 ini masuk ke dalam forum untuk mempersiapkan Indonesia sebagai Presiden G20 tahun depan dan semua pelaksanaan tahun depan akan dilaksanakan di Indonesia,” ungkapnya.
Diketahui, dua delegasi lainnya yakni Puteri A Komarudin sebagai ketua delegasi juga merupakan politisi muda Indonesia dan Anggota komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai Golkar.
Putri akan membahas topik inclusion (inklusi atau kemerataan akses).
Dan Angelo Wijaya yang bertanggungjawab pada topik innovation, future of work, and digitalization (inovasi masa depan, tenaga kerja dan digitalisasi).
Pembukaan rangkaian Youth20 (Y20) akan dilaksanakan pada Kamis (29/4/2021) malam, secara daring.
Puncaknya nanti pada tanggal 19 hingga 23 Juli 2021 di Milan dan Bergamo Italia.
(Rei Rumlus)