SIAU – Bupati Sitaro, Tonny Supit SE, mengatakan, pihaknya melalui instansi terkait sudah berkoordinasi dengan Pemprov Sulut mengenai aktivitas Gunung Karangetang di Siau yang menyebabkan beberapa warga setempat mengungsi.
Tonny juga mengaku, dia sudah memerintahkan kepada SKPD yang terkait fungsinya untuk menangani bencana agar memberikan bantuan, dan apa-apa yang dibutuhkan warga. Sedangkan Wakil Bupati Sitaro, Piet Kuerah, mengatakan, ada sekitar 44 warga Desa Kinali, Kecamatan Siau Barat-Utara yang sempat terjebak awan panas, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Piet menjelaskan, 44 orang tersebut terjebak awan panas karena tidak mau mengindahkan himbauan pemerintah untuk mengungsi selama status Gunung Karangetang masih awas. “Nanti kanan-kiri sudah ada awan panas baru mereka teriak-teriak dan mau mengungsi,” katanya.
“Untung tidak ada yang jadi korban,” tambahnya.
Dia menambahkan, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kesbang Pemkab Sitaro sempat dikabarkan sudah hangus terbakar awan panas karena pada saat ingin meninjau Desa Kinali tim sempat kejar-kejaran dengan awan panas.
“Saya juga pikir mereka sudah hangus karena bisa kelihatan awan panas itu bergerak cepat dari atas ke bawah. Puji Tuhan tidak ada korban hanya ada beberapa yang lecet karena sempat jatuh waktu melarikan diri dari awan dan batu-batu yang muncul akibat aktivitas gunung,” ujarnya.
Hingga pukul 24.00 Wita tadi malam, ratusan warga dari Desa Kinali sudah dievakuasi ke tempat aman. Tim medis sudah stand by di lokasi pengungsian.
“Ada empat dokter kami minta stand by,” kata Piet. “Bantuan makanan sudah tersalurkan, selama belum aman, warga kami ungsikan dan keperluan mereka kami sudah siapkan. Kami selalu stand by karena memang wilayah ini rawan bencana,” tuturnya.
Selain warga Desa Kinali, warga Desa Mini yang berada dekat kaki gunung Karangetang sudah mengungsi. Bahkan ada sebagian yang lari menjauh hingga ke wilayah Desa Lehi yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Siau Barat-Utara dan Kecamatan Siau Barat. (abm)