Tomohon, BeritaManado.com — Nama Pahlawan Nasional Lambertus Nicodemus ‘Babe’ Palar nampaknya masih kurang populer di kalangan generasi millenial saat ini termasuk Tomohon.
Padahal, jika melihat sepak terjang salah satu putera terbaik daerah Kota Tomohon ini, Babe Palar punya rekam jejak yang patut dihargai, bukan saja oleh masyarakat di kampung halamannya, tetapi juga Indonesia.
Persoalannya adalah nama Babe Palar justeru lebih populer di dunia internasional ketimbang di Indonesia, termasuk tanah kelahirannya.
Maklum saja, Babe Palar adalah seorang diplomat yang populer di dunia intetnasional, tetmasuk dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kalau ada yang bertanya siapa aktor dibalik suksesnya Indonesia masuk dalam keanggotaan PBB untuk yang pertama kalinya di tahun 1950, maka jawabannya adalah Babe Palar.
Babe Palar juga yang menindaklanjuti perintah Presiden Soekarno untuk menarik diri dari keanggotaan PBB namun beberapa tahun kemudian, dia juga yang membawa kembali Indonesia masuk dalam keanggotaan PBB untuk kedua kalinya.
Dengan kata lain, Babe Palar adalah suteradara yang dua kali mengibarkan bendera merah putih di depan markas PBB di New York Amerika Serikat.
Menyadari akan hal itu, Sejarahwan muda Kota Tomohon Judie Turambi SH dalam acara diskusi bersama sejumlah tokoh masyarakat dan ormas adat yang ada di Kelurahan Matani dan sekitarnya menggelar acara diskusi.
“Acara ini digagas dengan maksud untuk memberikan apresiasi terhadap jasa Babe Palar. Dengan berdiskusi, tentu pengenalan akan tokoh inspiratif ini akan semakin dikenal, sehingga apa dan bagaimana tentang Babe Palar bisa disampai-sampaikan kepada anak cucu kita,” ungkap Turambi.
Sementara itu, salah satu sejarahwan dan budayawan Minahasa Ben Palar yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa pada dasarnya apa yang dilakukam Babe Palar sepanjang hidupnya bukanlah untuk mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan.
Pada kesempatan yang sama, salah satu pemerhati sejarah Minahasa Robert Pelealu SH MH memberikan apresiasi atas penyelenggaraan diskusi untuk mengangkat sejarah pahlawan daerah khususnya dari Tomohon.
Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Tangerang ini, kalau ada tokoh kawanua yang dihargai di daerah bahkan negara lain, mengapa tidak jika hal yang sama dilakukan warta Tomohon sendiri, khususnya Matani.
“Saya harap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan untuk mengangkat tokoh-tokoh kawanua yang punya andil dalam sejarah tanah air Indonesia dengan sederet karyanya di berbagai bidang,” harap Pelealu.
Di akhir diskusi, Pelealu memberikan kenang-kenangan berupa sebuah buku kepada para peserta diskusi yang berjudul “Lambertus Nicodemus ‘Babe’ Palar – DIPLOMAT LEGENDARIS INDONESIA” yang ditulis oleh Judie Turambi SH. (Frangki Wullur)