BITUNG — Sejumlah peralatan berat di terminal kayu Kelurahan Sagerat yang berharga Rp 18 miliar terancam rusak akibat belum dioperasikannya terminal kayu ini. Dari pantauan wartawan, peralatan pemotongan kayu itu terkesan tak terawat dan semuanya mulai berkarat.
Bahkan 7 unit alat pembelah kayu atau Bensaw yang berada di tempat itu pisaunya sudah berkarat pun demikian dengan kunci-kunci ditempat itu, semuanya sudah susah untuk dibuka.
Hal itu dibenarkan oleh mitra dari terminal kayu yang sementara melakukan pembersihan sejumlah peralatan ditempat itu. “Memang saya melihat kalau sudah banyak yang berkarat, sehingga kami mengambil inisiatif untuk melakukan pembersihan sebab kalau tidak ini akan menjadi sulit ketika akan dioperasikan,” ungkap Piter Manusama mitra Pemkot dari PT Bintang Timur.
Kehadiran PT Bintang Timur sendiri ditempat ini hanya sebagai pemasok kayu. “Kami akan memasok kayu dari Sulawesi Tengah, Ambon sampai Irian sebab kalau kayu-kayu di Sulut selain dilarang juga tidak masuk kategori pengolahan kayu ditempat ini karena me-mang masuh muda,” jelas Manusama yang berani mamasok kayu hingga 400 ton dalam sebulannya di terminal kayu ini.
Sementara Alat-alat yang terancam rusak tersebut adalah Bansaw 7 Buah, Cros cut 6 Buah, roll 14 buah, Blower 2 buah, Hois 2 Buah, Oven 6 kamar, Gudang, Genset 2 unit 500 KVA dan 100 KVA, dan Forklif 2 unit dengan kekuatan 500 ton dan 100 ton.
Jorry Sakul Sekretaris Dinas Perindustrian sendiri mengaku belum mengetahui banyak akan peratalan-peralatan ini. “Mengenai data yang ada yang saya tau hanyalah ini, lainnya kadis yang lebih tahu,” ungkapnya. (is)
BITUNG — Sejumlah peralatan berat di terminal kayu Kelurahan Sagerat yang berharga Rp 18 miliar terancam rusak akibat belum dioperasikannya terminal kayu ini. Dari pantauan wartawan, peralatan pemotongan kayu itu terkesan tak terawat dan semuanya mulai berkarat.
Bahkan 7 unit alat pembelah kayu atau Bensaw yang berada di tempat itu pisaunya sudah berkarat pun demikian dengan kunci-kunci ditempat itu, semuanya sudah susah untuk dibuka.
Hal itu dibenarkan oleh mitra dari terminal kayu yang sementara melakukan pembersihan sejumlah peralatan ditempat itu. “Memang saya melihat kalau sudah banyak yang berkarat, sehingga kami mengambil inisiatif untuk melakukan pembersihan sebab kalau tidak ini akan menjadi sulit ketika akan dioperasikan,” ungkap Piter Manusama mitra Pemkot dari PT Bintang Timur.
Kehadiran PT Bintang Timur sendiri ditempat ini hanya sebagai pemasok kayu. “Kami akan memasok kayu dari Sulawesi Tengah, Ambon sampai Irian sebab kalau kayu-kayu di Sulut selain dilarang juga tidak masuk kategori pengolahan kayu ditempat ini karena me-mang masuh muda,” jelas Manusama yang berani mamasok kayu hingga 400 ton dalam sebulannya di terminal kayu ini.
Sementara Alat-alat yang terancam rusak tersebut adalah Bansaw 7 Buah, Cros cut 6 Buah, roll 14 buah, Blower 2 buah, Hois 2 Buah, Oven 6 kamar, Gudang, Genset 2 unit 500 KVA dan 100 KVA, dan Forklif 2 unit dengan kekuatan 500 ton dan 100 ton.
Jorry Sakul Sekretaris Dinas Perindustrian sendiri mengaku belum mengetahui banyak akan peratalan-peralatan ini. “Mengenai data yang ada yang saya tau hanyalah ini, lainnya kadis yang lebih tahu,” ungkapnya. (is)