Proses evakuasi crane yang mengalami kecelakaan di Danowudu
Bitung – Satu unit alat berat jenis crane diduga milik perusahaan tambang emas PT Meares Soputan Mining (MSM) mengalami kecelakaan di Kelurahan Danowudu Kecamatan Ranowulu beberapa waktu lalu.
Dari informasi, kejadian yang nyaris menimpa salah satu rumah warga itu terjadi hari Sabtu (4/4/2015) lalu dan hingga kini alat berat tersebut masih dalam upaya pengangkatan.
“Kejadiannya hari Sabtu subuh lalu, diduga karena rem blong sehingga jatuh ke jurang,” kata salah satu warga, Rommy Songgigilang, Senin (13/4/2015).
Songgigilang mengatakan, crane tersebut beberapa hari sebelum mengalami kecelakaan, terlihat diangkut menggunakan mobil tronton dengan pengawalan polisi menuju lokasi tambang. Namun ketika kembali, entah kenapa dirinya melihat crane dikemudian seorang operator tanpa menggunakan mobil pengangkut lagi seperti ketika pertama kali melintas menuju tambang.
“Kami juga heran, kenapa alat berat itu tak lagi diangkut menggunakan mobil dan langsung dikemudikan oleh operator,” katanya.
Ia bersama warga mengaku tak habis pikir, operator alat berat itu nekad mengemudikan kendaraan di jalan yang sangat berbahaya bagi alat berat.
“Kondisi jalan sudah sempit, menanjak dan berbelok-belok serta jurang di sejumlah titik tapi tetap dipaksakan oleh operator,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini dipublish, sejumlah pekerja dibantu alat berat jenis exavator berusaha mencari cara untuk mengangkat crane tersebut dari dalam jurang.(abinenobm)
Proses evakuasi crane yang mengalami kecelakaan di Danowudu
Bitung – Satu unit alat berat jenis crane diduga milik perusahaan tambang emas PT Meares Soputan Mining (MSM) mengalami kecelakaan di Kelurahan Danowudu Kecamatan Ranowulu beberapa waktu lalu.
Dari informasi, kejadian yang nyaris menimpa salah satu rumah warga itu terjadi hari Sabtu (4/4/2015) lalu dan hingga kini alat berat tersebut masih dalam upaya pengangkatan.
“Kejadiannya hari Sabtu subuh lalu, diduga karena rem blong sehingga jatuh ke jurang,” kata salah satu warga, Rommy Songgigilang, Senin (13/4/2015).
Songgigilang mengatakan, crane tersebut beberapa hari sebelum mengalami kecelakaan, terlihat diangkut menggunakan mobil tronton dengan pengawalan polisi menuju lokasi tambang. Namun ketika kembali, entah kenapa dirinya melihat crane dikemudian seorang operator tanpa menggunakan mobil pengangkut lagi seperti ketika pertama kali melintas menuju tambang.
“Kami juga heran, kenapa alat berat itu tak lagi diangkut menggunakan mobil dan langsung dikemudikan oleh operator,” katanya.
Ia bersama warga mengaku tak habis pikir, operator alat berat itu nekad mengemudikan kendaraan di jalan yang sangat berbahaya bagi alat berat.
“Kondisi jalan sudah sempit, menanjak dan berbelok-belok serta jurang di sejumlah titik tapi tetap dipaksakan oleh operator,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini dipublish, sejumlah pekerja dibantu alat berat jenis exavator berusaha mencari cara untuk mengangkat crane tersebut dari dalam jurang.(abinenobm)