Tondano – Aksi coret baju saat pengumuman kelulusan Ujian Nasional setiap tahunnya sepertinya sangat sult dibendung. Meskipun pihak sekolah telah mengeluarkan larangan, namun tetap saja hal itu terjadi. Aksi tersebut semakin lengkap dengan adanya konvoi sepeda motor dan malam harinya diselingi dengan pesta miras. Lantas bagaimanakah menyikapi fenomena ini?
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Jemmy Maramis mengatakan kepada BeritaManado.com Kamis (23/5) siang, memang aksi–aksi tersebut sulit dihentikan. Sejauh ini kepada seluruh sekolah penyelenggara UN sudah disampaikan untuk mengeluarkan himbauan agar tidak terjadi aksi yang tak jarang meresahkan masyarakat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh sekola penyelenggara UN mengenai hal ini. Kalau pun nekat seperti itu, sudah disampaikan kepada para pelajar agar tidak melakukan corat – coret di seragam sekolah. Pakailah wadah lain untuk menyalurkan hasrat dan ekspresi. Seragam yang masih bagus kan bisa disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan,” kata Maramis.
Sementara pihak kepolisian sendiri mengaku siap melakukan pemantauan aktivitas para pelajar di titik–titik tertentu beberapa hari kedepan. Menurut Kasat Lantas Polres Minahasa AKP Risno Luas, yang namanya pelanggaran hukum akan ditindak. “Justru sejak dini kita harus mengajarkan kepada generasi muda tentang bagaimana seseorang itu taat hukum,” tuturnya.
Mengenai potensi melebarnya ekspresi kelulusan ke hal – hal yang menjurus pada tindakan kriminal, hal ini pun sudah disiapkan langkah–langkah antisipasinya. Kapolres Minahasa AKBP Henny Posumah melalui Kasubag Humas AKP Selfie Torondek mengatakan bahwa pihak kepolisian tetap akan memproses setiap pelaku kejahatan.
“Kalangan remaja memang sejak beberapa tahun terakhir ini secara nasional menjadi sorotan publik. Banyak tindak kejahatan lahir dari kalangan remaja sendiri. Hal ini harus mendapatkan penanganan tepat dari setiap kalangan, bukan hanya satu pihak saja. Kenakalan remaja adalah masalah kita semua, maka dari itu harus diatasi bersama,” tandas Torondek.(ang)
Tondano – Aksi coret baju saat pengumuman kelulusan Ujian Nasional setiap tahunnya sepertinya sangat sult dibendung. Meskipun pihak sekolah telah mengeluarkan larangan, namun tetap saja hal itu terjadi. Aksi tersebut semakin lengkap dengan adanya konvoi sepeda motor dan malam harinya diselingi dengan pesta miras. Lantas bagaimanakah menyikapi fenomena ini?
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Jemmy Maramis mengatakan kepada BeritaManado.com Kamis (23/5) siang, memang aksi–aksi tersebut sulit dihentikan. Sejauh ini kepada seluruh sekolah penyelenggara UN sudah disampaikan untuk mengeluarkan himbauan agar tidak terjadi aksi yang tak jarang meresahkan masyarakat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh sekola penyelenggara UN mengenai hal ini. Kalau pun nekat seperti itu, sudah disampaikan kepada para pelajar agar tidak melakukan corat – coret di seragam sekolah. Pakailah wadah lain untuk menyalurkan hasrat dan ekspresi. Seragam yang masih bagus kan bisa disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan,” kata Maramis.
Sementara pihak kepolisian sendiri mengaku siap melakukan pemantauan aktivitas para pelajar di titik–titik tertentu beberapa hari kedepan. Menurut Kasat Lantas Polres Minahasa AKP Risno Luas, yang namanya pelanggaran hukum akan ditindak. “Justru sejak dini kita harus mengajarkan kepada generasi muda tentang bagaimana seseorang itu taat hukum,” tuturnya.
Mengenai potensi melebarnya ekspresi kelulusan ke hal – hal yang menjurus pada tindakan kriminal, hal ini pun sudah disiapkan langkah–langkah antisipasinya. Kapolres Minahasa AKBP Henny Posumah melalui Kasubag Humas AKP Selfie Torondek mengatakan bahwa pihak kepolisian tetap akan memproses setiap pelaku kejahatan.
“Kalangan remaja memang sejak beberapa tahun terakhir ini secara nasional menjadi sorotan publik. Banyak tindak kejahatan lahir dari kalangan remaja sendiri. Hal ini harus mendapatkan penanganan tepat dari setiap kalangan, bukan hanya satu pihak saja. Kenakalan remaja adalah masalah kita semua, maka dari itu harus diatasi bersama,” tandas Torondek.(ang)