MANADO – Monumen Tuhan Yesus Memberkati merupakan salah satu karya seni religius dari Ir. Ciputra untuk tanah kelahirannya. Patung ini didirikan di atas kavling terbaik di kawasan CitraLand Manado yang dapat melihat langsung pemandangan terindah dari Kota Manado, Pulau Manado Tua, Bunaken & Gunung Klabat.
Ir. Ciputra mencurahkan perhatian secara penuh di dalam merencanakan & membentuk patung, dari model setinggi 1 meter, kemudian seukuran manusia hingga usainya pendirian patung ini. Cakra, putra bungsu Ir. Ciputra pun menjadi model untuk menentukan bentuk jubah patung Yesus yang tertiup angin.
Pada saat pemberian penghargaan Muri untuk Patung Yesus Memberkati – wajah Ir. Ciputra begitu gembira dan terpancar rasa syukur atas usainya patung ini pada tanggal 2 Desember 2007 silam.
Tentunya beliau menyadari sebagai orang Kristen tidak memberikan fasilitas menyembah patung, tetapi menghadirkan patung ini dapat memberikan khususnya warga Manado dan sekitarnya merasakan akan kehadiran Tuhan Yesus yang senantiasa memberkati dalam keseharian kehidupan suka dan duka.
Patung ini terletak di puncak bukit yang paling strategis di kawasan CitraLand Winangun. Patung Tuhan Yesus menghadap kota Manado dan pemandangan pantai serta pulau Manado Tua. Patung dibangun setinggi 50 meter yang terdiri dari 20 meter landasan pedestal patung dan badan patung setinggi 30 meter. Patung Tuhan Yesus ini berdiri di ketinggian 192 meter dari lokasi CitraLand dan total 242 meter di atas muka laut kota Manado.
Patung ini diperkirakan menjadi patung kedua tertinggi di dunia sesudah patung Tuhan Yesus Christ The Redeemer di Corcovado Rio De Janeiro (710 meter).
Mengelilingi patung Tuhan Yesus Memberkati, diletakkan beberapa buah patung dengan masing-masing sebuah prasasti yang menggambarkan penderitaan rakyat Manado selama Perang Dunia II. Dengan meletakkan beberapa patung ini di kaki patung Tuhan Yesus terdapat pesan untuk setiap orang yang dalam penderitaan agar datang kepada Tuhan Yesus untuk mendapatkan kelegaan.
Setiap patung disertai dengan sebuah lempengan beton prasasti dengan ukuran 1,4 m x 1,4 m sebagai emblem yang masing-masing memiliki gambar tulisan 1942-1945, lambang burung manguni yang juga menjadi lambang kota Manado, gambar pohon kelapa dan lambang kerajaan asing. Kehadiran prasasti yang berbentuk emblem ini menunjukkan bahwa ke empat patung ini memang memiliki pesan dengan nilai historis. Ke empat patung tersebut bukan saja mampu menggambarkan dengan tepat apa yang terjadi selama masa Perang Dunia II, tetapi juga menggambarkan yang telah terjadi di masa kecil Ciputra.