Manado – Melintasi Jembatan Wanea dari arah Patung Sam Ratulangi menuju arah pusat kota lewat Jalan Samrat, nampak sebuah bangunan berbentuk bulat berdiri tegak, berada sebelah kanan di ketinggian sekitar 5 meter, tepatnya di Lingkungan 1 Kelurahan Wanea, Kecamatan Wanea, Kota Manado.
Pantauan BeritaManado.com, yang saat itu bertemu dengan Adam Keliwouw, dimana rumahnya hanya berbatas dinding dengan bangunan bulat benteng pertahanan perang di masa penjajahan yang disebut Veldbox, Minggu (16/6/2019) sore.
Menurut Adam, warga sekitar, bangunan bersejarah ini, oleh Dinas Pariwisata Manado telah dibuatkan pagar stainless steel dan dipasang keramik pada lantai luar Veldbox.
“Beberapa waktu lalu Dinas Pariwisata telah memasang pagar stainless steel dan keramik di lantai luar,” kata Adam, sambil menjelaskan bahwa mertuanya keluarga Keloay-Goni, sudah berdomisili di situ sejak 1950.
Saat ditanya sejarah tentang Veldbox, dengan santai Adam menunjukkan sebuah plang terbuat dari stainless steel.
“Sejarahnya tercatat disini,” tambah Adam, sambil menunjuk plang yang berdiri tegak dekat Veldbox.
Dalam plang tersebut tertulis Sinopsis Veldbox sebagai berikut:
‘Veldbox adalah kubu pertahanan lapangan yang bentuknya membulat dengan material beton semen yang kuat dan dapat dimasuki oleh seregu pasukan dengan persenjataan lengkap.
Veldbox ini dibangun pemerintah kolonial Belanda untuk mengantisipasi serangan musuh dan ditempatkan pada tempat-tempat strategis.
Veldbox dibangun di banyak tempat di Manado dan sekitarnya untuk melindungi pusat pemerintahan keresidenan Manado.
Veldbox berfungsi selain pertahanan lapangan juga sebagai penangkis serangan udar, laut dan darat dari serangan musuh.
Ketika Jepang mendarat di Manado pada 11 Januari 1942, kubu-kubu pertahanan atau Veldbox ini direbut oleh Jepang, dan oleh Jepang kemudian digunakan untuk menghadapi serangan sekutu dalam perang pasifik.
Bersama dengan Adam kami mengukur lingkaran Veldbox menggunakan meteran 3M.
Meter berpindah tiga kali mengikuti bentuk bulat Veldbox dan menghasilkan jumlah 10,20 meter untuk garis lingkar luar.
Dari sebelah timur laut ada lubang segi empat berfungsi sebagai pintu masuk, berukuran tinggi 97cm dan lebar 70cm.
Sebelah barat mengarah ke pantai Teluk Manado, ada tiga lubang segi empat, berukuran luar 44cm x 21cm dan mengecil kedalam dengan ukuran 20cm x 18cm, jarak antar lubang sekitar 1 meter. Ketiga lubang ini berfungsi untuk meletakkan senjata ke arah musuh.
Bisa dibayangkan kokohnya bangunan yang tingginya 175cm ini dengan ketebalan dinding 63cm.
Menurut Adam, ada baiknya dinding luar Veldbox jangan di aci (lapisan tipis semen), ini sebagai bentuk pesan kepada Dinas Pariwisata Manado.
“Saya sudah bilang kepada pekerja waktu itu, ada baiknya dinding luar jangan di aci, karena akan menutupi lubang-lubang bekas tembakan peluru,” tandas Adam.
Sambil membersihkan dedaunan pohon mangga yang jatuh ke lantai, Adam mengingatkan bahwa keaslianlah yang dicari pecinta sejarah.
“Harus diingat, yang dicari oleh pecinta sejarah adalah keaslian fisik dari bangunan sejarah,” pungkas Adam, yang kesehariannya bekerja di lingkungan Kodam.
(Nova Manoppo)