Manado — Melewati Minggu-minggu awal pasca pemerintah menghentikan kegiatan belajar di sekolah dan mengganti dengan pola “Belajar dari Rumah”, pelasanaannya terus di monitor agar tidak keliru implementasinya.
Hal ini sebagaimana dikemukakan Vanda Sarundajang, anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan.
“Kami terus melakukan pemantauan terkait pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah. Di beberapa daerah masih saja ditemukan guru atau dosen memberikan tugas sebanyak banyaknya agar dikerjakan siswa atau mahasiswa di rumah. Bukan seperti ini yang kita inginkan,” ujar Vanda Sarundajang.
Vanda Sarundajang menjelaskan bahwa proses belajar melalui pembelajaran daring/jarak jauh hendaknya dilaksanakan bukan untuk membebani peserta didik dengan “tuntutan” untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum atau untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
“Guru sebagai pendidik punya tanggungjawab untuk memberikan pendampingan kepada siswa dalam proses belajar. Hal itu tetap dijalankan tapi sekarang dilakukan secara online. Saya mengingatkan kepada bapak ibu para pendidik, baik para guru maupun dosen agar dalam melaksanakan kegiatan belajar daring/jarak jauh, difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup termasuk
tentang pandemi Covid-19, sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, bukan sekedar memberikan tugas yang banyak kepada siswa namun juga mempertimbangkan faktor-faktor psikologis peserta didik,” jelasnya.
Vanda menambahkan, banyak tugas-tugas yang diberikan guru/dosen dinilai terlalu membebani peserta didik.
“Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi masalah psikologis. Kenapa? Dengan tinggal di rumah selama berhari-hari itu sudah menimbulkan beban tersendiri kepada anak-anak, apalagi kemudian ditambah beban tugas yang banyak. Kesehatan mental/psikologis peserta didik juga harus menjadi bahan pertimbangan yang utama,” ungkap Vanda.
Ia berharap bahwa pandemi COVID-19 ini segera berakhir, supaya kegiatan belajar mengajar bisa berjalan normal kembali.
(***/rds)