Bitung—Penyesuain tarif Angkutan dalam kota (Angkot) pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) telah ditetapkan walikota lewat surat keputusan (SK) Walikota Bitung Nomor 188.45/HKM/SK/133/2013 tentang penyesuaian kembali tarif angkutan kota dan angkutan penyeberangan di Kota Bitung. Dimana dalam SK tersebut ditetapkan penumpang umum Rp2900 dan pelajar Rp2500.
Namun dalam pelaksanaanya dilapangan, SK tersebut diabaikan para sopir Angkot dengan memberlakukan tarif sendiri yakni Rp3000. Padahal dalam SK tersebut sudah nyata-nyata ditetapkan jika tarif dalam kota tidak dapat melebihi jumlah yang telah ditetapkan, yakni Rp2900.
“Alasan para sopir menggunakan tarif Rp3000 karena tidak memiliki uang kembalian yakni Rp100,” kata salah satu warga Madidir Ure, Meiti Kahimpong, Minggu (23/6).
Kahimpong mengatakan, itu hanya akal-akalan para sopir Angkot. Karena sebelumnya, ketika tarif masih Rp2300 para sopir tetap membulatkan Rp2500 untuk tarif dalam kota.
“Alasannya sama yakni tidak memimiliki uang kembalian Rp200,” katanya.
Menanggapi masalah tersebut, Sekretaris Organda Kota Bitung, Berty Lumempouw menilai itu adalah kelalaian dari Dishub yang tidak melakukan pengawasan dilapangan. Padahal menrerutnya, masalah SK tarif ini sudah disepakati bersama antara para perwakilan sopir dengan instansi lainnya.
“Kalau dilanggar itu menjadi kewenangan Dishub karena mereka yang memiliki hak menindak para sopir Angkot yang tidak mentaati SK tarif,” kata Lumempouw.
Ia meminta Dishub agar melakukan rasia kepada tiap Angkot ketika masuk terminal Tangkoko untuk memastikan agar tiap Angkot memiliki uang receh Rp100 sebelum meninggalkan terminal. “Solusinya hanya sederhanya yakni tiap hari memastikan apakah tiap angkot memiliki uang receh Rp100 sebagai kembalian. Jika tidak maka sopir harus mengupayakan menyiapkan uang receh sebelum beroperasi,” katanya.
Jika perlu menurut Lumempouw, Dishub menyiapkan posko di Terminal Tangkoko khusus untuk menukar uang receh agar SK soal tarif benar-benar dijalankan. “Ingat saat ini harga BBM telah naik dan Rp100 itu sangat berarti mengingat harga kebutuhan ikut-ikutan naik,” katanya.(enk)