Manado – Musyawarah Kota (Muskot) Palang Merah Indonesia (PMI) Manado tahun 2022 baru saja selesai dilaksanakan di Hotel Aston, Selasa (25/5/2022) dan Hendah Murtanti SH terpilih sebagai Ketua periode 2022-2027.
Pelaksanaan Muskot PMI Manado diketahui berjalan dengan alot karena adanya perwakilan yang datang dengan membawa SK dari Camat yang tidak sesuai AD/ART.
Selain itu, tidak adanya pengurus PMI Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang mengikuti Muskot sampai selesai pun turut menjadi perhatian sejumlah pihak.
Pengurus PMI Provinsi Sulut yang datang di lokasi Muskot, diantaranya Wakil Ketua Roy Mewoh pun menjelaskan terkait hal tersebut kepada BeritaManado.com lewat saluran telpon, Selasa (24/5/2022) malam.
“Sudah datang pagi dan ribut di lokasi. Jadi kami sampaikan, kami hanya datang sebagai undangan, kalau sudah ribut kami tidak akan ikut (Muskot). Kami sudah jelaskan ke Ibu Ketua Paula. Kami bilang selesaikan dulu, baru kami hadir,” ujar Roy Mewoh.
Roy Mewoh pun mengungkapkan, karena situasi tersebut belum usai, maka pengurus provinsi akhirnya melakukan konfirmasi ke pengurus pusat dan solusi yang didapat adalah PMI Manado bertemu dulu dengan Pemerintah Kota Manado dan Kecamatan nanti PMI Provinsi Sulut yang memediasi pertemuan.
“Tapi waktu itu dari pusat minta Ketua Provinsi mediasi, tapi jangan dulu Muskot. Tenyata Muskot tetap dilaksanakan,” kata Roy.
Sementara, terkait dengan pengurus yang datang dengan SK dari Camat, Roy menyatakan bahwa itu tidak sah karena yang harusnya mengeluarkan SK adalah PMI Kecamatan.
“Tadi dari pengurus lain, yang dipersoalkan bahwa pengurus kecamatan itu tidak sesuai dengan AD/ART. Katanya tidak ada dewan pengawas dan pembina yang harusnya ada. Tapi itu sebenarnya bukan kendala, cuma komunikasi saja, seperti pusat bilang tadi, ketemu dulu dengan pemerintah nanti PMI Provinsi yang mediasi. Untuk pelaksanaan Muskot tadi, kami sudah sampaikan tunda dulu, tapi ternyata tetap dilaksanakan,” jelas Roy.
Dengan terpilihnya Ketua PMI Manado yang baru, PMI Provinsi Sulut pun akan berkonsultasi dulu sesuai arahan pusat jadi tinggal tunggu perkembangan selanjutnya.
“Muskot tetap dilaksanakan, mungkin karena Ibu Paula punya pemikiran-pemikiran lain,” pungkas Roy.
(srisurya)