TOMOHON, beritamanado.com – Saat ini publik tengah dihebohkan dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang disebut-sebut sebagai aliran sesat ini. Diam-diam, aliran yang dilarang oleh pemerintah ini ternyata pernah eksis di Kota Tomohon dengan puluhan anggota dan pengikutnya.
Saat dikonfirmasi tentang kiprah Gafatar di Kota Bunga ini, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol ) Kota Tomohon Drs Paulus Roring tak menampiknya. “Ya, anggota mereka ada sekitar 20-an orang. 12 orang dari luar dan sisanya warga Tomohon dan sekitarnya. Sekretariatnya di Kelurahan Lahendong dan Woloan I Utara dimana tempat itu di sewa oleh mereka. Itu pada tahun 2015 lalu kita cek,” ujarnya.
“Setelah dicek dan dilakukan wawancara awalnya mereka disebut untuk kegiatan sosial kemasyarakatan jadi semacam ditipu. Pemilik rumah menjelaskan bahwa tiba-tiba mereka sudah dimasukkan sebagai anggota dan mereka dengan tegas menolaknya. Ini kita temui setelah dilakukan konfirmasi,” ungkap Roring.
Namun ditegaskannya bahwa saat ini tak ada lagi aktivitas Gafatar di Kota Tomohon. “Tomohon saat ini bebas dari Gafatar . Namun untuk menjaga, kita tetap melakukan pengawasan ketat di kelurahan yang ada di Kota Tomohon. Kepada masyarakat silahkan melaporkan kepada kami jika menemui atau melihat adanya aktivitas mereka,” pungkasnya. (ray)
TOMOHON, beritamanado.com – Saat ini publik tengah dihebohkan dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang disebut-sebut sebagai aliran sesat ini. Diam-diam, aliran yang dilarang oleh pemerintah ini ternyata pernah eksis di Kota Tomohon dengan puluhan anggota dan pengikutnya.
Saat dikonfirmasi tentang kiprah Gafatar di Kota Bunga ini, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol ) Kota Tomohon Drs Paulus Roring tak menampiknya. “Ya, anggota mereka ada sekitar 20-an orang. 12 orang dari luar dan sisanya warga Tomohon dan sekitarnya. Sekretariatnya di Kelurahan Lahendong dan Woloan I Utara dimana tempat itu di sewa oleh mereka. Itu pada tahun 2015 lalu kita cek,” ujarnya.
“Setelah dicek dan dilakukan wawancara awalnya mereka disebut untuk kegiatan sosial kemasyarakatan jadi semacam ditipu. Pemilik rumah menjelaskan bahwa tiba-tiba mereka sudah dimasukkan sebagai anggota dan mereka dengan tegas menolaknya. Ini kita temui setelah dilakukan konfirmasi,” ungkap Roring.
Namun ditegaskannya bahwa saat ini tak ada lagi aktivitas Gafatar di Kota Tomohon. “Tomohon saat ini bebas dari Gafatar . Namun untuk menjaga, kita tetap melakukan pengawasan ketat di kelurahan yang ada di Kota Tomohon. Kepada masyarakat silahkan melaporkan kepada kami jika menemui atau melihat adanya aktivitas mereka,” pungkasnya. (ray)