Manado, BeritaManado.com — Mengenang 40 hari berpulangnya Dra. Jacoba Carolina Pangemanan SS, atau sering disapa Oma Coby yang menghembuskan nafas terakhir di usia 96 tahun 3 bulan di Eka Hospital Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan, Kamis (6/2/2020) lalu.
Almarhumah Oma Coby merupakan isteri dari Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado periode 1965 hingga 1969 dr F H Palilingan, dan orang tua dari Toar Palilingan SH bersama istri Dr Donna O Setiabudi SH MH, Ir Welan Palilingan bersama istri Joyce Pieters A Md APS, Alm Bambang Tjaroko SH bersama istri dr Pingkan Palilingan SpA, dan Ir Repi Palilingan bersama istri Ir S Komansilan MS.
Wanita kelahiran Manado (23/11/1923) ini, diketahui pernah menjabat sebagai sekretaris umum Majelis Pemuda Kristen Oikumene (MPKO) yang ikut membidani kelahiran Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI).
Berdasrakan informasi yang didapatkan BeritaManado.com pada saat pemakaman dan dibacakan riwayat hidup Oma Coby, selain aktif di organisasi serta beberapa kali menjadi utusan Indonesia pada World Conference of Christian Youth ketika di usia muda dan terakhir sebagai pembicara pada Women Consultation Chellenge and Responsibility di Hongkong 1984.
Sebagian besar kehidupan Oma Coby antara lain didedikasikan menjadi guru atau dosen serta banyak terlibat dalam berbagai aktifitas sosial misalnya melalui sebuah yayasan sosial Pancaran Kasih untuk menyantuni bea siswa bagi hampir seribu anak yang berasal dari keluarga membutuhkan maupun menjadi tenaga sukarela sebagai guru bahasa Inggris di Pusat Rehabilitasi Rumah Sakit Kusta Sitanala Tanggerang, serta aktif sebagai anggota Womens International Bible Study Grup.
Oma Coby pernah bekerja sebagai dosen luar biasa fakultas Sastra Unsrat, asisten luar biasa jurusan musik fakultas Kejuruan Seni dan Sastra IKIP Negeri Manado, dosen bahasa Inggris dan Belanda dibeberapa fakultas di lingkungan Universitas Kristen Indonesia Jakarta, serta dosen bahasa Inggris pada Badan Pembina Pasar Uang dan Modal Jakarta serta ASMI Jakarta.
Ketika pulang kampung diusia 80-an Oma Coby masih sempat mengabdi sebagai guru bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) GMIM Desa Warukapas
Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Oma Coby juga pernah terpilih sebagai ibu teladan Propinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada (22/12/1972) oleh BKOW Tingkat I Propinsi Sulut.
Sekarang Almarhuma Oma Coby telah pergi untuk selamanya, namun Almarhuma telah meinggalkan kenangan dengan mendirikan sebuah yayasan untuk klinik bersalin dengan nama Yayasan Waleta, yang lokasi dikenal dengan sebutan bukit Waleta Winangun (kini telah dihibahkan ke GMIM).
Tempat ini yang menjadi saksi bisu bagi Oma Coby bersama teman- teman dalam memperjuangkan kepentingan perempuan dan masyarakat pada umumnya.
Oma Coby di Mata Sahabat Dekat dan Rektor Unsrat
“Saya teringat waktu masih sebagai seorang pemuda gereja di GPIB Jakarta pada tahun 50an, waktu itu Zus Coby Pangemanan juga anggota senior pemuda gereja di Jakarta sekaligus Sekretaris Majelis Pemuda Kristen Oikumenis yang bernaung dibawah Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI/PGI) dan beliau merupakan sosok yang sangat ramah dan baik hati,” ujar Dokter Bert Adriaan Supit.
Bert Supit mengaku mengenal Zus Coby sangat aktif dalam mengembangkan organisasi pemuda-pemudi Kristen Gerejani di Indonesia.
“Almarhumah adalah salah seorang pelopor dari Gerakan Pemuda Oikumenis yang namanya waktu itu Majelis Pemuda Kristen Oikumenis (MPKO). Zus Coby juga bersama Dosen di STT (Sekolah Tinggi Teologia) Jakarta, Prof. Pdt. Christoph Barth yang berasal dari Swiss sangat giat dengan program-program pembinaan mental spiritual pemuda2 Kristen anggota Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI/PGI),” kata Bert Supit.
Lebih lanjut Bert Supit menuturkan, dirinya bersama Pdt. Willy Roeroe dan ayah dari mantan Bupati Vreeke Runtu dan kawan-kawan lain yang berasal dari Gereja-Gereja di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
“Kami dari Gereja-Gereja Indonesia Timur beberapa kali mengikuti program oikumenis kepemimpinan Pemuda Kristen yang diadakan di Pusat Latihan Pemuda Kristen di Sukabumi dan dipimpin oleh Zus Coby. Dari sanalah saya dan Pdt Roeroe mulai dibina untuk kelak aktif dalam GMIM dan Gereja-Gereja anggota DGI/PGI, jadi sudah selayaknya Zus Coby harus dikenang sebagai seorang pelopor pembina pemuda Kristen generasi kami di tahun 50-an yang sangat berhasil,” tutur Supit.
Sahabat dekat Oma Coby ini juga memberikan pesan kepada Toar Palilingan beserta semua keluarga yang ditinggalkan bahwa almarhumah selalu ada dihati dan tidak pernah meninggalkan semua yang dekat dengan almarhumah.
“Zus Coby selalu dekat dihati kita dan tidak pernah akan meninggalkan kita semua, karena Zus Coby akan selalu kita kenangkan sebagai seorang yang penuh kebaikan dan kasih sayang terhadap sesama manusia serta meninggalkan akan pengetahuan dan khikmat bagi kita semua. Bersama ini saya dan keluarga menyampaikan simpati kami yang mendalam serta turut bersyukur atas kehidupan yang panjang maupun turut berdukacita atas berpulangnya ibu terkekasih Coby Palilingan Pangemanan,” pesan Bert.
Di sisi lain saat mengikuti ibadah penghiburan di Citra Land Diamond Hill 3 Nomor 56, Sabtu (8/2/2020), Rektor Unsrat Manado, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat MSc, DEA, mengucapkan turut berdukacita atas berpulangnya almarhumah Oma Coby, yang merupakan isteri dari mantan Rektor Unsrat Manado periode 1965 hingga 1969 dr. F. H. Palilingan, dan orang tua dari Toar Palilingan SH, MH, Ir Welan Palilingan ( anggota dewan pengawas Unsrat ), Dr. Dona O, Setiabudi SH, MH, Ir. S. Komansilan MS.
“Saya teringat waktu pelantikan periode ke dua menjabat sebagai Rektor Unsrat, almarhumah Oma Coby sempat memberikan selamat dan semangat kepada kami,” kata Ellen Kumaat.
Lebih lanjut, Ellen Kumaat juga menuturkan almarhumah Oma Coby merupakan panutan karena merupakan sosok yang perhatian, tangguh, dan semangat.
“Kita tahu bersama pada tahun 1965 hingga 1969, saat di mana situasi sedang penuh dengan keberagaman tantangan, kesulitan, dan dinamika. Almarhumah Oma Coby sudah menjadi pendamping (Istri) dari Rektor Unsrat, yang setia selalu memberikan semangat kepada suami dalam memimpin Unsrat agar tetap eksis dan mampu melewati masa-masa sulit hingga Unsrat bisa tetap eksis sampai sekarang,” ucap Ellen Kumaat.
Kumaat juga mengatakan tidak hanya menjadi istri dari Rektor Unsrat, almarhumah Oma Coby juga pernah mendampingi sang suami saat menjabat sebagai Dekan Fakultas Sosial Politik (Sospol).
“Sekali lagi sebagai Rektor dan atas nama Keluarga Manalip-Kumaat mengucapkan turut berduka yang sedalam-dalamnya, banyak warisan telah ibu berikan kepada Unsrat. Jasa-jasa, pengabdian, dan harapan ibu tidak akan pernah kami lupakan,” tandas Kumaat.
(Rei Rumlus)