Manado — Relokasi Pasar Restorasi Kayu Bulan Malalayang rupanya masih menyisakan permasalahan dikalangan pedagang.
Meski Pemerintah Kota Manado semaksimal mungkin menata dan menyiapkan kebutuhan para pedagang di lokasi baru, tapi hal itu ternyata masih dirasa kurang.
Permasalahan ini pun berbuntut pada aksi spontanitas yang dilakukan oleh massa di Kantor DPRD Kota Manado, Rabu (21/8/2019) pagi jelang siang tadi.
Massa mempersoalkan penggusuran oleh pemerintah lewat Satpol PP Manado tanpa pemberitahuan kepada para pedagang di Pasar Bahu, sementara lokasi baru dirasa belum siap untuk menampung para pedagang di Pasar Bahu.
Ditambah lagi, pedagang ragu dengan untung yang akan didapat karena dengan lokasi yang bukan dekat dengan keramaian, disebut akan mempengaruhi keuntungan yang tidak seberapa.
Kurangnya sosialisasi dari PD Pasar Manado juga disayangkan oleh para pedagang karena retribusi sudah terlanjur dibayarkan.
Massa pun diterima oleh sejumlah anggota DPRD kota Manado, yaitu Lucky Datau, Abdul Wahib Ibrahim, Boby Daud dan Benny Parasan, serta Dirut PD Pasar Manado Stenly Suwuh dan Kasat Pol PP Manado Tetty Taramen.
Terkait aspirasi pedagang, para anggota DPRD kota Manado yang menerima massa pun satu suara, yaitu Pasar Restorasi harus disiapkan dengan matang sebelum ditempati para pedagang.
“Saya mengerti dengan perasaan bapak ibu sekalian karena saya juga berasal dari pedagang. Oleh sebab itu, saya dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) akan mengawal aspirasi masyarakat dan menolak adanya relokasi pasar baru,” kata Boby Daud.
Sementara itu, Benny Parasan mendukung penundaan relokasi pasar bahu apabila infrastruktur disana belum memenuhi syarat.
“Kami menolak kalau relokasi ini dikerjakan secara terburu-buru. Kami akan turun lapangan untuk mengecek langsung agar supaya berimbang dengan apa yang menjadi tuntutan,” kata Beny.
Hengky Kawalo pun menegaskan, pemerintah juga harus mengkaji lagi terkait relokasi pasar.
“Kita akan mengundang Dirut pasar untuk mengklarifikasi permasalahan ini,” ucap Hengky.
(tim)