MANADO-Pencegahan dan penanggulangan penyakit Acquirred Imune Definciency Syndrome (AIDS), harus menjadi tanggungjawab bersama segenap lapisan masyarakat, keluarga, LSM, Perguruan tinggi, Instansi pemerintah dan lembaga lainya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Sulut, Drs. Djouhari Kansil, M.Pd. saat membuka rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulut, yang digelar waktu lalu.
“kita ketahui bersama wabah HIV/AIDS merupakan wabah yang mematikan dan belum ada obat untuk menyembuhkan penderita yang telah terinfeksi virus tersebut, AIDS dengan berbagai impikasi dan dampak negativnya telah menjadi masalah internasional dan nasional bahkan sudah menembus tatana kehidupan masyarakat Sulut,” ujar Kansil.
Mantan Kadis Diknas Sulut ini menambahkan permasalahan tersebut harus dijawab secara arif dan bijaksana oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah Sulut, termasuk seluruh anggota KPA, jika tidak akan menjadi ancaman serius terhadap kehidupan masyarakat, dan menghambat jalannya pembangunan di berbagai aspek kehidupan. Ia berharap semua pihak dapat menyamakan persepsi untuk bergandengan tangan, mencari solusi terbaik dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, dengan tetap mengedepankan aspek kemanusiaan, supremasi hukum dan nilai moral, etika dan agama.
“Mari kita menfaatkan momentum ini sebagai kesempatan dalam memantapkan dan memperkuat mekanisme pengorganisasian serta membangun sinergi yang konstruktif falam mengoordinasikan gerakan nasional stop HIV/AIDS di Sulut, saya harap juga agar seluruh komponen masyarakat Sulut bahu-membahu melaksanakan penaggulangan penyalahgunaan narkoba dan AIDS sebagai usaha penyelamatan anak bangsa,” papar Kansil. (is)
MANADO-Pencegahan dan penanggulangan penyakit Acquirred Imune Definciency Syndrome (AIDS), harus menjadi tanggungjawab bersama segenap lapisan masyarakat, keluarga, LSM, Perguruan tinggi, Instansi pemerintah dan lembaga lainya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Sulut, Drs. Djouhari Kansil, M.Pd. saat membuka rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulut, yang digelar waktu lalu.
“kita ketahui bersama wabah HIV/AIDS merupakan wabah yang mematikan dan belum ada obat untuk menyembuhkan penderita yang telah terinfeksi virus tersebut, AIDS dengan berbagai impikasi dan dampak negativnya telah menjadi masalah internasional dan nasional bahkan sudah menembus tatana kehidupan masyarakat Sulut,” ujar Kansil.
Mantan Kadis Diknas Sulut ini menambahkan permasalahan tersebut harus dijawab secara arif dan bijaksana oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah Sulut, termasuk seluruh anggota KPA, jika tidak akan menjadi ancaman serius terhadap kehidupan masyarakat, dan menghambat jalannya pembangunan di berbagai aspek kehidupan. Ia berharap semua pihak dapat menyamakan persepsi untuk bergandengan tangan, mencari solusi terbaik dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, dengan tetap mengedepankan aspek kemanusiaan, supremasi hukum dan nilai moral, etika dan agama.
“Mari kita menfaatkan momentum ini sebagai kesempatan dalam memantapkan dan memperkuat mekanisme pengorganisasian serta membangun sinergi yang konstruktif falam mengoordinasikan gerakan nasional stop HIV/AIDS di Sulut, saya harap juga agar seluruh komponen masyarakat Sulut bahu-membahu melaksanakan penaggulangan penyalahgunaan narkoba dan AIDS sebagai usaha penyelamatan anak bangsa,” papar Kansil. (is)