Tondano, BeritaManado.com — Wilayah Kabupaten Minahasa memiliki beragam jenis potensi pariwisata.
Namun sayangnya tidak sebanyak itu yang dapat memberikan umpan balik kontribusi pendapatan asli daerah.
Kalaupun ada, itupun tidak cukup signifikan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan anggaran daerah.
Dengan demikian, kebutuhan untuk mendanai kebutuhan daerah, masih harus bergantung pada alokasi anggaran dari luar daerah atau pemerintah pusat.
Padahal, jika sektor pariwisata digarap dengan serius dan berkesinambungan, maka bukan tidak mungkin kontribusi terhadap akan lebih besar dari saat ini.
Demikian pendapat pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Jusak Kereh-Audy Karamoy.
Dua pengusaha sukses asal Minahasa ini juga ternyata menyimpan kerinduan dengan kemajuan sektor pariwisata daerah.
Menurut keduanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dimana salah satunya yaitu harus adanya grand design, dimana didalamnya membuat suatu kajian secara komprehensif.
Dalam kajian tersebut, sudah termasuk pemetaan potensi-potensi wisata di setiap desa/kelurahan dan kecamatan.
Jusak Kereh dan Audy Karamoy sendiri sepakat mengatakan bahwa dengan adanya pemetaan, maka akan diketahui mana yang akan jadi skala prioritas.
“Sama halnya dengan dunia bisnis, saat akan memulai usaha tentu harus memiliki konsep sebagai dasar. Dalam konsep tersebut sudah termasuk berbagai kajian dan analisa seperti Stregths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman). Konsep ini dikenal dengan istilah analisa SWOT,” jelas Jusak Kereh.
Sementara Audy Karamoy sedikit menjabarkan konsep analisa SWOT tersebut.
“Hasil analisa SWOT juga bisa diterapkan untuk mengembangkan sektor pariwisata. Hasil analisa akan menjadi acuan untuk membuat rencana strategis pengembangan pariwisata daerah. Untuk saat ini konsep tersebut sudah diterapkan beberapa daerah dalam produk Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAP),” tajdas Audy Karamoy.
Keduanya pun berharap, pemimpin Minahasa kedepan dapat melakukan berbagai terobosan untuk pembangunan di semua sektor.
“Dalam rangka pemerataan pembangunan, baik sektor unggulan maupun non unggulan, semuanya harus mendapat perhatian secara proporsional,” harap keduanya.
(Frangki Wullur)